Institusion
Universitas Muslim Indonesia
Author
Fitriyati Baharuddin, Rizky
Subject
RA Public aspects of medicine
Datestamp
2024-10-02 06:31:04
Abstract :
Stunting masih menjadi suatu masalah serius yang sedang
dihadapi di Indonesia saat ini. Permasalahan stunting di Indonesia tercatat
menduduki peringkat ke-4 dunia dan peringkat ke-2 se-Asia Tenggara,
sehingga perlu mendapat perhatian lebih lanjut karena dapat menghambat
potensi tumbuh dan kembang anak. Kementerian Kesehatan RI (2023)
menyatakan bahwa stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak
balita yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, terutama selama
1000 hari pertama kehidupan mereka. Berdasarkan data Puskesmas
Kassi-Kassi prevalensi stunting sebesar 22,92%. Penelitian ini bertujuan
untuk dapat mengetahui faktor risiko BBLR, tingkat pendidikan ibu, riwayat
ASI eksklusif, dan pendapatan keluarga dengan kejadian stunting pada
balita 2-5 tahun di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar tahun 2024.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian
analitik kuantitatif dengan pendekatan case control. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh balita usia 2-5 tahun di lingkup kerja
Puskesmas Kassi-Kassi Makassar. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah teknik non-probability sampling dengan
menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel
sebanyak 144 responden. Metode analisis data menggunakan uji univariat
dan bivariat dengan perhitungan Odds Ratio (OR).
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa BBLR (OR= 0,049; CI 95%
0,014-0,178), riwayat ASI eksklusif (OR= 0,055; CI 95% 0,019-0,159) dan
pendapatan keluarga (OR= 0,038; CI 95% 0,015-0,095) merupakan faktor
protektif kejadian stunting. Sedangkan tingkat pendidikan ibu (OR= 1,109;
CI 95% 0,511-2,404) bukan merupakan faktor risiko kejadian stunting
pada balita 2-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Kassi-Kassi Kota
Makassar tahun 2024.
Diharapkan kepada masyarakat khususnya ibu yang memiliki balita
untuk memeriksa kehamilan secara rutin, memenuhi kebutuhan gizi ibu
selama hamil, memberikan ASI eksklusif, dan lebih memperhatikan
asupan makanan yang dikonsumsi oleh anak sehingga pemenuhan gizi
bagi ibu dan balita terpenuhi dengan baik. Sedangkan bagi peneliti
xii
selanjutnya dapat melakukan pengambilan sampel yang lebih besar
dengan variabel lebih banyak kedepannya yang tidak diteliti dalam penelitian ini