Abstract :
Diabetes Melitus (DM) diartikan sebagai penyakit kronik pada sistem
endokrin yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar gula darah akibat
penurunan kemampuan memproduksi insulin yang di latar belakangi oleh
resistensi insulin. Ancaman serius bagi kesehatan global juga dirasakan oleh
pasien diabetes melitus, tanpa memandang status sosial maupun ekonomi.
International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2022 melaporkan bahwa
537 juta orang dewasa (20-79 tahun) hidup dengan diabetes di seluruh dunia.
Jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 643 juta (1 dari 9 orang
dewasa) pada tahun 2030 dan 784 juta (1 dari 8 orang dewasa) pada tahun
2045. Prevalensi Diabetes Melitus di Sulawesi Selatan 1,6 persen. DM yang
didiagnosis dokter atau berdasarkan gejala sebesar 3,4 persen. Prevalensi
diabetes yang didiagnosis dokter tertinggi terdapat di Kabupaten Pinrang
(2,8%), Kota Makassar (2,5%), Kabupaten Toraja Utara (2,3%) dan Kota
Palopo (2,1%). Prevalensi diabetes yang didiagnosis dokter atau berdasarkan
gejala, tertinggi di Kabupaten Tana Toraja (6,1%), Kota Makassar (5,3%),
Kabupaten Luwu (5,2%) dan Kabupaten Luwu Utara (4,0%). Berdasarkan data
Survailans Penyakit tidak menular Bidang P2PL Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Selatan tahun 2017 terdapat Diabetes Melitus 27.470 kasus baru,
66.780 kasus lama dengan 747 kematian. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit diabetes
melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Segeri Kabupaten Pangkep Tahun 2024.
Adapun jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif menggunakan
cross sectional, Adapun Lokasi penelitian ini yaitu Wilayah Kerja Puskesmas
Segeri Kabupaten Pangkep, jumlah populasi 371 pasien yang berkunjung ke
Puskesmas Segeri dan jumlah sampel 79 responden. Dari hasil penelitian mengenai beberapa faktor yang berhubungan dengan penyakit diabetes
melitus di wilayah kerja puskesmas Segeri Kabupaten Pangkep tahun 2024
diperoleh bahwa tidak ada hubungan antara usia dengan kejadian penyakit
diabetes melitus P = 0,082 , tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan
kejadian penyakit diabetes melitus P = 0,637, ada hubungan antara
pendapatan dengan kejadian penyakit diabetes melitus P = 0,018, ada
hubungan antara Pendidikan dengan kejadian penyakit diabetes melitus P =
0,000, ada hubungan antara Riwayat keluarga dengan kejadian penyakit
diabetes melitus P = 0,002, tidak ada hubungan antara obesitas dengan
kejadian penyakit diabetes melitus P = 0,185 , ada hubungan antara
pengetahuan dengan kejadian penyakit diabetes melitus P = 0,000, ada
hubungan antara pola makan dengan kejadian penyakit diabetes melitus P =
0,000.
Sebaiknya pasien diabetes melitus berusia diharapkan dapat lebih rajin
mengonsumsi obat dan menjaga kadar gula dalam darahnya.. Sebaiknya
pasien diabetes melitus yang memiliki pekerjaan diharapkan lebih
memperhatikan aktivitas sehari-hari agar dapat mengonsumsi makanan yang
sehat dan menghindari makanan manis. Sebaiknya pasien diabetes melitus
yang berpendapatan rendah lebih menjaga Kesehatan tubuh agar tetap sehat
dan mengindari penyakit diabetes selagi masih bisa di cegah. Sebaiknya
pasien dengan pengetahuan rendah maupun tinggi dapat selalu meningkatkan
pengetahuan tentang penyakit diabetes agar dapat dicegah maupun di obati
dan dikontrol agar tidak terlalu parah. Sebaiknya pasien diabetes melitus
dengan Pendidikan rendah tetap harus mencari tau dan mempelajari tentan
diabetes melitus agar dapat mengontrol dan memahami tentang diabetes
melitus. Sebaiknya pasien diabetes melitus yang memiliki riwayat keluarga
agar selalu menjaga pola makan dan mulai mengonntrol konsumsi makanan
yang dapat memicu diabetes melitus. Sebaiknya pasien diabetes melitus dapat
mencegah kenaikan berat badan atau obesitas agar gula darah dapat
terkontrol dengan baik. Sebaiknya pasien diabetes melitus dapat menjaga pola
makan dan menghindari pantangan makanan pemicu diabetes melitus.