Abstract :
Sampah laut secara global berupa plastik tersebar di berbagai
lingkungan laut, termasuk garis pantai, permukaan laut, dan dasar laut yang
menyumbang sekitar 95% dari total akumulasi sampah laut. Menurut data
dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat
Statistik (BPS), negara ini mampu menghasilkan sekitar 64 juta ton sampah
plastik setiap tahunnya. Mikroplastik dapat menimbulkan potensi risiko
kesehatan yang melibatkan gangguan kekebalan, kerusakan saraf otak,
gangguan reproduksi, serta potensi karsinogenik. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui risiko kesehatan lingkungan akibat kandungan
mikroplastik dalam kerang kijing (Pilsbryoconcha exilis) di perairan
Galesong Utara Tahun 2024.
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional deskriptif
dengan pendekatan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) dengan
mengukur faktor-faktor risiko pada waktu yang sama untuk memberikan
prediksi besarnya risiko kesehatan akibat kandungan mikroplastik yang
terdapat dalam kerang kijing. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive
sampling jumlah sampel sebanyak 35 responden yang di pilih sesuai kriteria
inklusi dan eksklusi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua sampel kerang kijing
yang diperiksa positif mengandung mikroplastik. Rata-rata konsentrasi
kelimpahan mikroplastik dalam kerang kijing yaitu 0,245 gram. Berdasarkan
Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL), asupan (intake) pada
masyarakat yang mengonsumsi kerang kijing baik realtime maupun lifetime
masih berada dibawah besaran risiko nilai RQ<1, artinya tidak berisiko
pajanan mikroplastik saat ini hingga beberapa tahun mendatang.
Diharapkan kepada masyarakat yang mengonsumsi kerang agar
dapat membersihkan dengan bersih atau dapat merendamnya
menggunakan air dingin agar dapat membantu membersihkan kotoran
pada kerang dan kerang yang sudah direbus atau diolah untuk segera dikonsumsi langsung, serta dapat mengatur pola konsumsi harian kerang
kijing.