Abstract :
Pada tahun 2022, World Health Organization memproyeksikan bahwa 300
juta orang di seluruh dunia akan menderita kondisi mental seperti depresi,
gangguan bipolar, dan demensia, dengan 24 juta orang di antaranya terkena
skizofrenia. Keluarga sering mengalami kecemasan ketika berhadapan dengan
anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa. Perasaan tegang bisa berupa;
Keluarga mengalami gejala kecemasan tingkat lain, seperti kecemasan,
ketegangan, ketakutan, insomnia, gangguan kecerdasan, dan depresi, saat
memberikan perawatan bagi anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa..
Di wilayah Puskesmas Tamamaung, penelitian ini bertujuan untuk mempelajari
bagaimana keluarga merawat anggota keluarga dengan gangguan jiwa dan
bagaimana hal tersebut mempengaruhi kecemasan mereka.
Metode penelitian ini menggunakan desain survey analitik kuantitaif
rencana dengan pendekatan "cross-sectional". Total Sampling, khususnya,
digunakan untuk memilih sampel penelitian. Metode pengambilan sampel
digunakan untuk memilih sampel 40 orang berdasarkan kriteria inklusi dan
eksklusi.
Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat 83,3% memiliki pengetahuan baik
dengan tingkat kecemasan ringan 16,7% dengan nilai ? value = 0,001 < ? 0,05.
Penelitian ini menunjukkan terdapat 100,0% memiliki sikap positif dengan tingkat
kecemasan ringan 100,0% dengan nilai ? value = 0,001 < ? 0,05.
Kesimpulan penelitian adalah bahwa terdapat hubungan antara
pengetahuan dan sikap keluarga dengan kecemasan dalam merawat anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Disarankan keluarga dapat
meningkatkan pengetahuan dan informasi dalam merawat anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa.