Abstract :
Kecamatan Jerowaru merupakan salah satu dari 21 kecamatan yang ada di Kabupaten Lombok Timur yang memiliki daerah terdampak kekeringan dengan tingkat kekeringan pada level waspada. Pasalnya hampir seluruh desa di Kecamatan Jerowaru mengalami kekurangan air bersih. Menurut data tercatat 47.678 jiwa terdampak kekeringan yang tersebar di 13 desa Kecamatan Jerowaru. Mayoritas penduduk masyarakat Kecamatan Jerowaru sebagai petani yang bergantung pada air hujan. Secara tidak langsung kekeringan tersebut berpengaruh pada hasil panennya dan juga pendapatannya. Sehingga banyak petani yang tidak ingin mengambil resiko dan memilih membiarkan lahan mereka menganggur karena pasokan air tidak mendudukung. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan metode analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh kekeringan terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Kecamatan Jerowaru. Hasil penelitian menunjukkan 71,7% kekeringan berpengaruh pada kesehatan, mata pencaharian, dan pendapatan. Hal tersebut tergolong memiliki pengaruh yang kuat. Kondisi sosial sosial memiliki tingkat pengaruh 5,1% pada variabel kesehatan dan kondisi ekonomi memiliki tingkat pengaruh 14,89% pada variabel mata pencaharian dan 19,71% pada variabel pendapatan. Kondisi sosial tidak berpengaruh signifikan terhadap kekeringan dikarenakan selama terjadi kekeringan tidak ada penyakit yang ditimbulkan, ketersediaan pangan tidak terganggu dan pola makan tidak berubah. Kemudian kondisi ekonomi memiliki pengaruh yang signifikan dikarenakan sebagian petani memiliki hambatan pada saat kekeringan karena jumlah air yang kurang. Sedangkan variabel pendapatan memiliki nilai signifikan dikarenakan tingkat pendapatan tergantung dari cuaca, jumlah, dan jenis produktivitas pertanian sehingga harga jual hasil pertanian juga berbeda. Secara tidak langsung berpengaruh pada pendapatan.