Abstract :
Pendidikan agama islam bagi anak berkebutuhan khusus sangatlah penting.
Kenyataannya mendidik anak berkebutuhan khusus tunarungu tidak dapat
disamakan dengan mendidik anak normal pada umumnya. Adanya kekurangan-
kekurangan serta keterbatasan pada indra tertentu menyebabkan kesulitan bagi anak
tunarungu dalam menerima pembelajaran seperti pola atau metode yang diterapkan
pada anak normal. Maka dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang lebih mudah
dipahami secara mendalam mengenai ajaran agama islam. Dikarenakan
keterbatasan yang dimilikinya, maka para penyandang tunarungu dalam
mempelajari, memahami dan mendalami ajaran Islam, khususnya pendidikan
agama Islam berbeda dengan manusia normal pada umumnya. Hal itu karena
keterbatasan daya pendengaran yang dimiliki yaitu rusaknya seluruh atau sebagian
alat pendengarannya. Oleh karena itu, dalam mempelajari, memahami dan
mendalami pendidikan agama Islam para penyandang tunarungu membutuhkan
bantuan orang lain atau alat bantu untuk mampu mengembangkan potensi dirinya
agar mampu merasakan hidup layaknya orang normal. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui macam-macam metode pembelajaran PAI pada anak tunarungu,
untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan metode pembelajaran PAI pada anak
tunarungu, serta untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi ketika
melaksanakan metode tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah
SKH YKDW 02, Waka Kurikulum SKH YKDW 02, dan Guru PAI kelas VIII.
Pengumpilan data dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi dan catatan
lapangan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik perpanjangan
pengamatan, penggunaan bahan referensi, triangulasi cara/teknik, triangulasi
sumber dan triangulasi waktu. Hasil penelitian ini adalah metode yang digunakan adalah metode ceramah dengan komunikasi total, metode demonstrasi dengan
media audio visual, dan metode praktik langsung. Lalu pelaksanaanya
menggunakan Bahasa isyarat dan materi yang digunakan lebih disederhanakan.
Kendala yang dihadapi adalah Kurangnya SDM yang memadai khususnya terkait
bahasa isyarat yang dikuasai oleh guru. Kurangnya support dari Lembaga terkait
dengan penguatan SDM. Kurangnya Fasilitas yang mendukung pembelajaran
khususnya media pembelajaran dengan bahasa isyarat