DETAIL DOCUMENT
Politik Multikulturalisme Masyarakat Sekitar Klenteng Kwan Sing Bio Tuban Dalam Pembangunan Patung Kwan Sing Tee Koen
Total View This Week0
Institusion
Universitas Airlangga
Author
Sigit Gozali
Subject
J Political Science 
Datestamp
2020-12-03 19:35:12 
Abstract :
Pengakuan agama Khonghucu sebagai agama resmi Indonesia tidak serta merta membuat umat Khonghucu bisa mengeksrpresikan keagamaannya dengan leluasa. Gerakan penolakan pembangunan patung Kwan Sing Tee Koen atas dasar menyalahi aturan merupakan tindakan yang tidak menjunjung tinggi semangat multikulturalisme. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui multikulturalisme umat Khonghucu dan masyarakat Khong Hucu yang berkaitan dengan Klenteng Kwan Sing Bio. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan tipe penelitian deskriptif. Teknik penentuan informan adalah menggunakan tekhnik purposive sampling dan jumlah informan dalam penelitian ini adalah enam orang. Penelitian ini menggunakan teori kewargaan multikultural dan gagasan Ko-eksistensi dan Proeksistensi sebagai pisau analisa untuk menjelaskan permasalahan penelitian, yaitu persepsi umat Khonghucu tentang multikulturalisme dan pandangan masyarakat dalam pembangunan patung dewa kwan Sing Tee Koen. Semangat multikulturalisme ini bersumber dari semangat kebangsaan melalui Cong Su Tiong Si (ajaran Khonghucu), Rahmatan Lil Alamin (ajaran Islam) dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan bersumber dari agama yang menjadi landasan penghormatan dan penghargaan terhadap keberagaman. Dalam hak polietnis, penolakan pembangunan patung ini sebagai bentuk sikap intoleransi dalam kebebasan berekspresi terhadap simbol agama dan upaya kaum minoritas menjadi bagian dari masyarakat Tuban. Sedangkan dalam hak keterwakilan, umat minoritas tidak memiliki kekuatan untuk memperjuangkan agenda kaum minoritas karena tidak memiliki perwakilan di parlemen karena terbatasnya akses politik. 
Institution Info

Universitas Airlangga