Abstract :
Latar Belakang: Menggigil pasca anestesia adalah aktivitas otot secara menyeluruh sebagai mekanisme untuk meningkatkan temperature inti yang terjadi pasca anestesia regional atau umum. Menggigil meningkatkan konsumsi oksigen, kadar karbondioksida, dan laju metabolisme, serta mengganggu pada ibu yang melahirkan. Perfusi indeks adalah metode non-invasif yang cepat dan murah untuk menilai perfusi perifer dan status peredaran darah, namun penelitian mengenai Perfusi indeks sebagai prediktor komplikasi pasca anestesia masih sedikit. Tujuan: Menganalisa hubungan nilai Perfusi indeks preoperatif sebagai prediktor kejadian menggigil pasca anestesia pada operasi seksio sesarea dengan anestesia spinal. Metode: Dalam penelitian prospektif observasional ini, dilakukan pengukuran Perfusi indeks preoperatif pada 40 pasien gravida di RS Universitas Airlangga yang sesuai dengan kriteria inklusi. Anestesia spinal dilakukan dengan menggunakan lidodex 5% pada sela vertebra segmen L4-L5 atau L3-L4.Dilakukan observasi kejadian menggigil sampai menit ke 120 dimulai dari T0 menurut skala Crossley dan Mahajan. Dilakukan analisis statistik untuk menguji hubungan dan cut-off nilai Perfusi indeks preoperatif sebagai prediktor menggigil pasca anestesia. Hasil: Median Perfusi indeks preoperatif pasien yang menggigil adalah 3,79, lebih rendah dibanding yang tidak, yaitu 5,33. Terdapat hubungan yang signifikan antara nilai Perfusi indeks preoperatif dengan kejadian menggigil pasca anestesia (p=0,037) dan derajat menggigil pasca anestesia (p=0,014). Nilai cut-off Perfusi indeks preoperatif berdasarkan plot ROC curve dalam penelitian ini adalah 4,2 (AUC=0,762(0,601-0,923), p=0,002) dengan sensitivitas 73,9% dan spesifisitas 88,2%. Pasien dengan Perfusi indeks preoperatif <4,2 memiliki risiko terjadi menggigil pasca anestesia lebih besar (p<0,001, RR=3,13). Kesimpulan: Perfusi indeks preoperatif dengan nilai cutoff 4,2 valid sebagai prediktor menggigil pasca anestesia pada seksio sesarea dengan anestesia spinal.