DETAIL DOCUMENT
Faktor Penyebab Kejadian Stunting Balita Usia 6-36 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Sebabi Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah
Total View This Week8
Institusion
Universitas Airlangga
Author
Erma Nurlita Sari
Subject
TX341-641 Nutrition. Foods and food supply 
Datestamp
2021-05-07 07:47:41 
Abstract :
Latar Belakang: Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi pada balita yang memberikan dampak terganggunya pertumbuhan anak. Stunting erat hubungannya dengan 1000 hari masa pertama kehidupan. Tujuan penelitian untuk menganalisa faktor penyebab kejadian stunting balita di wilayah kerja Puskesmas Sebabi Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah. Metode: Metode penelitian yang adalah analitik observasional dengan pendekatan case control. Populasi adalah semua balita berumur 6-36 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sebabi. Adapun jumlah sampel pada penelitian ini adalah 45 balita stunting dan 45 balita tidak stunting. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah stunting dan variable independen adalah BBLR, riwayat ASI ekslusif, usia pemberian MPASI pertama, kejadian sakit diare dan ISPA, asupan energi dan protein, status gizi ibu; status KEK kehamilan dan kenaikan berat badan selama kehamilan sesuai IMT, pendapatan keluarga dan jumlah anggota keluarga dalam satu rumah. Data skunder menggunakan data pelaporan gizi puskesmas, register posyandu dan buku KIA responden, untuk riwayat kesehatan anak dengan kuesioner dan asupan makan dengan foodrecall 24 jam. Uji analisis dengan Chi-square, t-test Independen dan regresi logistic. Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan uji statistik Chi-square pada Riwayat ASI ekslusif dengan didapatkan nilai p=0,010, Riwayat sakit diare didapatkan nilai p=0,017 dan Riwayat sakit ISPA didapatkan nilai p=0,017, kenaikan berat badan sesuai IMT dengan nilai p=0,028, status KEK pada kehamilan didapatkan nilai p= 0,038, pendapatan keluarga dengan uji statistik didapatkan nilai p= 0,000dan jumlah anggota keluarga dalam satu rumah dengan didapatkan nilai p= 0,005 dengan uji t-test independen menunjukan bahwa dimana nilai p = 0,085 yang berarti bahwa tidak hubungan dan asupan energi didapati dimana nilai p = 0,159 yang berarti bahwa juga tidak ada hubungan asupan protein antara kelompok balita stunting dan tidak stunting. Sedangkan riwayat BBLR, usia pemberian MPASI pertama, asupan energi dan protein tidak memiliki hubungan signifikan. Pada uji multivariate variable dengan uji statistik regresi berganda mendapatkan; riwayat ASI ekslusif dengan OR= 6,54, riwayat sakit diare dengan nilai OR=0,042, riwayat sakit ISPA dengan nilai OR=6,627 dan pendapatan dengan OR=12,525 Kesimpulan; Data pada hasil penelitian menunjukan bahwa riwayat ASI ekslusif, kejadian sakit diare dan ISPA, status KEK pada kehamilan, kenaikan berat badan sesuai IMT dan pendapatan memiliki hubungan yang erat dengan kejadian stunting. Pendapatan merupakan penyebab yang paling berisiko yaitu 12,525 kali terhadap kejadian stunting 
Institution Info

Universitas Airlangga