DETAIL DOCUMENT
Mekanisme E-Tle (Electronic Traffic Law Enforcement) Sebagai “Panopticon” Bagi Pengendara Kendaraan Bermotor Di Surabaya
Total View This Week12
Institusion
Universitas Airlangga
Author
Yanuar Kristian Saputro
Subject
HM(1)-1281 Sociology 
Datestamp
2021-07-26 07:41:22 
Abstract :
Pelanggaran lalu lintas menjadi sebuah fenomena yang mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan kasus pelanggaran lalu lintas dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa masyarakat kurang memiliki kesadaran dalam menegakkan disiplin dalam berkendara. Sebagai upaya untuk mengurangi kasus pelanggaran lalu lintas, pemerintah Kota Surabaya bersama Kepolisian Daerah Jawa Timur menerapkan kebijakan baru yang bernama E-TLE (Electronic Traffic Law Enforcement). Penelitian ini mencoba untuk mengkaji permasalahan tersebut dari sudut pandang sosiologis. Penerapan kebijakan E-TLE, dapat dikatakan seperti mekanisme panopticon yang dikemukakan oleh Michel Foucault. Penelitian ini mencoba untuk memahami persepsi masyarakat tentang kebijakan E-TLE yang dapat dianggap sebagai mekanisme panopticon. Selain itu, peneliti juga mengkaji dampak yang ditimbulkan oleh adanya kebijakan E-TLE terhadap para pengendara kendaraan bermotor. Teori yang dipilih peneliti untuk menganalisa permasalahan dalam studi penelitian ini adalah konsep panopticon yang dikemukakan Michel Foucault. Metode penelitian dalam studi ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pemilihan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah snowball, yang mana sebelumnya telah ditetapkan kriteria informan yang diinginkan oleh peneliti. Terdapat sembilan orang informan yang terdiri dari tujuh informan pelanggar kebijakan E-TLE dan dua informan dari aparat penegak kebijakan E-TLE. Lokasi penelitian berada di Kota Surabaya, lokasi tersebut dipilih karena pusat penerapan kebijakan E-TLE di Jawa Timur berada di Kota Surabaya. Mekanisme panopticon dalam kebijakan E-TLE di Kota Surabaya dilakukan dengan manggunakan bantuan kamera pengintai atau CCTV yang telah disebar di lalu lintas. Keadaaan seperti ini menimbulkan keterkejutan dalam masyarakat sebagai tubuh sosial. Hasil studi ini menunjukkan bahwa, kebijakan E-TLE yang memiliki prinsip kerja yang hampir sama dengan panopticon membuat masyarakat terkejut dan memberikan reaksi. Terdapat anggota masyarakat yang menunjukkan ketidaksetujuannya pada kebijakan ini, karena dapat mengganggu privasi pengendara. Sedangkan anggota masyarakat yang setuju terhadap adanya kebijakan ini karena mereka menganggap kebijakan E-TLE sesuai dengan era digital masa kini. Hasil studi ini juga menunjukkan bahwa melalui kebijakan E-TLE anggota masyarakat ada yang menjadi lebih disiplin, lebih hati-hati dan waspada serta lebih taat dalam berkendara karena adanya hukuman denda yang cukup besar nilainya serta tidak ingin kembali terjerat kasus pelanggaran E-TLE 
Institution Info

Universitas Airlangga