Abstract :
Diabetes melitus (DM)) saat ini menjadi salah satu ancaman kesehatan global. Badan kesehatan World Health Orgaization memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM tipe 2 di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Diabetes melitus merupakan suatu gangguan metabolisme kronis dengan multietiologi yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa dalam darah. Hiperglikemia menyebabkan autooksidasi glukosa, glikasi protein dan aktivasi jalur metabolisme poliol yang selanjutnya mempercepat pembentukan senyawa oksigen reaktif (ROS). Senyawa ini mampu meningkatkan radikal bebas sehingga dapat merusak berbagai jaringan tubuh, salah satunya adalah sel hati. Proses tersebut dapat menyebabkan kerusakan atau nekrosis pada sel hati. Dimana Salah satu indikator adanya gangguan pada organ hati adalah kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) dan Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui gambaran nilai SGOT dan SGPT pada penderita Diabetes melitus Tipe 2 tidak terkontrol sebagai penanda kerusakan hati. Rancangan penelitian ini menggunakan metode obeservasional deskriptif. Dari 35 sampel sebanyak 25 pasien memiliki kadar yang SGPT normal dan 10 pasien memiliki SGPT tinggi. Sedangkan untuk kadar SGOT, 21 pasien memiliki kadar normal dan 14 pasien memiliki kadar SGOT tinggi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagian besar pasien memiliki nilai SGPT dan SGOT yang normal yaitu 60% dan 71,4%