Abstract :
Stunting merupakan kekurangan gizi kronis dalam jangka panjang akibat karena kualitas pangan yang buruk, penyakit infeksi dan pola makan yang buruk menyebabkan tinggi badan yang tidak sesuai dengan umurnya yang berpengaruh terhadap perkembangan motorik balita.. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan perkembangan motorik anak balita stunting dan non stunting di Kelurahan Bhayangkara Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura.
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan desain cross sectional. Populasi adalah balita usia 24-59 bulan dengan jumlah sampel sebanyak 88 balita dengan cara purposive sampling. Data diperoleh menggunakan kuesioner dabn denver II test dna dianalsisi menggunakan uji mann U whitney.
Hasil penelitian diperoleh karakteristik Ibu mayoritas berumur 26-35 tahun 68 orang (77,8%), berpendidikan SMA 64 orang (72,7%), tidak bekerja 58 orang (65,9%), pendapatan keluarga kategori kurang sebesar Rp. 3.561.932. sebanyak 45 orang (51,1%). Perkembangan motorik kasar Anak Balita dalam perkembangan suspect 29 orang (33%) dan normal 59 orang (67%). Perkembangan motorik halus balita dalam perkembangan suspect 26 orang (29,5%) dan normal 62 orang (70,5%). Perkembangan motorik kasar pada balita stunting sebagian besar suspect 22 anak (51,2%) dan perkembangan motorik halus 21 anak (44,8%) suspect. Perkembangan motorik pada balita tidak stunting sebagian besar normal yaitu perkembangan motorik kasar 38 anak (84,4%) dan perkembangan motorik halus 40 anak (88,9%). Terdapat perbedaan perkembangan motorik kasar (p= value 0,000 < 0,05) dan halus (p= value 0,000 < 0,05) pada balita stunting dan tidak stunting di Kelurahan Bhayangkara.