DETAIL DOCUMENT
SIMULASI PERBANDINGAN DIAMETER CORING LDD DAN HQ BERDASARKAN HASIL ESTIMASI SUMBERDAYA TERTUNJUK NIKEL LATERIT DENGAN HASILPRODUKSI MENGGUNAKAN METODE POLYGON DAN INVERSE DISTANCE WEIGHTING. (Studi Kasus : Daerah X, PT Vale Indonesia Tbk, Sulawesi Selatan
Total View This Week0
Institusion
Universitas Hasanuddin
Author
Mohammad Bima Abdillah (STUDENT ID : D62116304)
Asran Ilyas, ST. MT. Ph.D. (LECTURER ID : 0003117301)
Dr. Ir. Irzal Nur, MT. (LECTURER ID : 0009046601)
Subject
T Technology (General) 
Datestamp
2022-01-15 04:04:19 
Abstract :
Nikel laterit merupakan salah satu sumberdaya mineral ekonomis di bumi yang perlu ditemukan keberadaannya untuk dapat memenuhi kebutuhan di bidang perindustrian. PT Vale Indonesia Tbk sebagai salah satu perusahaan nikel terbesar di Indonesia telah melakukan kegiatan eksplorasi endapan nikel laterit berupa pengeboran dengan menggunakan dua tipe ukuran coring yang berbeda yaitu coring tipe HQ (61,1 mm) dan coring tipe LDD (202 mm) dalam satu area yang sama. Perbedaan tipe ukuran pada coring eksplorasi menjadi salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap hasil estimasi yang didapatkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai hasil estimasi serta menganalisis perbandingan nilai hasil estimasi data bor tipe HQ dan data bor tipe LDD dengan nilai hasil produksi sehingga dapat direkomendasikan coring tipe manakah yang lebih baik untuk digunakan. Nilai hasil produksi adalah nilai tonase dari hasil aktual produksi kegiatan penambangan. Dari sini dilakukan estimasi sumberdaya pada kedua tipe bor dengan menggunakan metode Polygon dan Inverse Distance Weighting. Berdasarkan hasil estimasi, didapatkan nilai sumberdaya pada data bor jenis HQ sebesar 6.543.025 ton Ni dan data bor jenis LDD sebesar 6.633.730 ton Ni untuk metode Polygon, serta pada data bor jenis HQ sebesar 6.644.731 ton Ni dan data bor jenis LDD sebesar 6.676.867 ton Ni untuk metode IDW. Didapatkan selisih antara hasil estimasi dengan hasil produksi sebesar 11% pada metode Polygon dan 9,88% pada metode IDW untuk data bor HQ, serta 13% pada metode Polygon dan 12,95% pada metode IDW untuk data bor LDD. Selisih yang lebih kecil menunjukkan hasil yang lebih baik. Berdasarkan selisih yang didapatkan, penggunaan data bor jenis HQ lebih optimal dibandingkan data bor jenis LDD dalam hal melakukan estimasi sumberdaya dengan menggunakan metode Polygon dan IDW. 
Institution Info

Universitas Hasanuddin