DETAIL DOCUMENT
FAKTOR RISIKO KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARA-BARAYA KOTA MAKASSAR
Total View This Week0
Institusion
Universitas Hasanuddin
Author
Widya Sri Hastuti (STUDENT ID : K11113306)
Ansariadi, SKM.,M.Sc.PH.Ph.D Ansariadi, SKM.,M.Sc.PH.Ph.D (LECTURER ID : 0009017201)
Rismayanti, SKM.,MKM. Rismayanti, SKM.,MKM. (LECTURER ID : 0020097001)
Subject
R Medicine (General) 
Datestamp
2021-02-03 05:47:41 
Abstract :
Salah satu indikator dalam menilai derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi (AKB). Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia satu tahun. Berdasarkan laporan UNICEF (2015), angka kematian bayi di seluruh dunia mencapai 32 per 1.000 kelahiran hidup (KH). Jumlah kejadian BBLR di Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2011 sebanyak 3.370 kasus dari 147,059 kelahiran bayi mengalami peningkatan pada tahun 2013 menjadi 4.260 kasus dari 146.727 kelahiran bayi (Dinkes Provinsi Sulsel, 2014). Kejadian BBLR tersebut paling banyak terjadi di wilayah Kota Makassar yaitu terdapat 611 bayi (Dinkes Provinsi Sulawesi, 2015). Di Kota Makassar, kejadian BBLR terus meningkat sepanjang tahun 2010 hingga tahun 2014. Tahun 2010 (0,21%), tahun 2011 (0,71%), tahun 2012 (1,96%), tahun 2013 (2,48%), dan tahun 2014 (2,8%) tiap 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Kota Makassar, 2014). Penelitian ini merupakan observasional analitik dengan rancangan Case Control Study. Sampel dalam penelitian terbagi 2 kelompok yaitu kelompok kasus terdiri dari 43 responden dan kelompok kontrol terdiri dari 86 responden. Metode penarikan sampel untuk kelompok kasus adalah exhaustive sampling. Sedangkan penarikan sampel untuk kelompok kontrol dilakukan random sampling. Data dianalisis dengan menggunakan uji Risk Estimate (Odds Ratio). Hasil penelitian menunjukkan bahwa paritas (OR=1,632 95%Cl 0,358-1,678), status gizi ibu hamil (OR=1,847 95%Cl 1,881-3,872) dan pelayanan antenatal (OR=1,632 95%Cl 0,628-4,242) adalah faktor risiko kejadian berat badan lahir rendah tetapi tidak bermakna sedangkan paparan asap rokok (OR=4,071 95%Cl 1,450-11,433) dan anemia ketika hamil (OR=2,025 95%Cl 1,961-4,269) adalah faktor risiko kejadian berat badan lahir rendah yang bermakna. Disarankan kepada pihak puskesmas agar sebaiknya mensosialisasikan pentingnya faktor-faktor yang risiko tinggi terhadap kejadian BBLR seperti paparan asap rokok dan anemia ketika hamil selama konsultasi kehamilan kepada seluruh ibu vi hamil di wilayah kerja Puskesmas Bara-Baraya, untuk mencegah tingginya kelahiran BBLR dimasa mendatang. 
Institution Info

Universitas Hasanuddin