DETAIL DOCUMENT
Pengaruh Kepesertaan Keluarga Berencana Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Kota Makassar = The Influence of Family Planning Participation on Stunting Incidents in Toddlers Aged 24-59 Months in the Wo
Total View This Week0
Institusion
Universitas Hasanuddin
Author
Amalia, Devi
Subject
RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine 
Datestamp
2024-12-12 06:55:43 
Abstract :
Latar belakang: Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis, membuat anak terlalu pendek untuk usianya. Puskesmas Mangasa merupakan Puskesmas dengan angka stunting tertinggi di Kota Makassar, yakni 9,14%. Salah satu penyebab stunting adalah ketidakikutsertaan orangtua balita dalam program keluarga Berencana (KB). Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kepesertaan KB terhadap kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mangasa. Metode: Penelitian ini menggunakan desain Case Control dengan jumlah sampel 66 ibu balita stunting (kasus) dan 66 ibu balita tidak stunting (kontrol). Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji Odds Ratio. Hasil: Sebagian besar ibu dari balita stunting tidak berpartisipasi dalam program KB (65,2%), sebaliknya sebagian besar ibu dari balita tidak stunting berpartisipasi dalam program KB (65,1%). Analisis Odds Ratio menunjukkan kepesertaan KB merupakan faktor risiko signifikan terhadap stunting pada balita (OR=2,4; 95%CI=1,2-4,8), terutama jika keluarga berpendapatan rendah (OR=3,0; 95%CI=1,1-7,9), ibu memiliki paritas tidak ideal (OR=4,9; 95%CI=1,6-15,6), memiliki >1 balita (OR=3,7; 95%CI=1,2-11,6), serta balita lahir dengan BBLR (OR=7,5; 95%CI=1,6-34,6). Risiko ini tetap ada meskipun ibu hamil di usia berisiko rendah (OR=3,8; 95%CI=1,6-9,0), ibu berpendidikan tinggi (OR=2,5; 95%CI=1,1-6,0), balita tidak memiliki riwayat penyakit infeksi (OR=4,2; 95%CI=1,6-10,9), dan ibu mendapat dukungan suami (OR=3,8; 95%CI=1,4-10,4). Kesimpulan: Diharapkan semua ibu balita berpartisipasi dalam program KB sebelum balita berusia 2 tahun, terutama jika ibu memiliki paritas tidak ideal, memiliki lebih dari satu balita, keluarga berpendapatan rendah, dan balita lahir dengan BBLR, guna memulihkan kesehatan ibu setelah melahirkan dan memastikan setiap anak mendapat perawatan optimal, sehingga mengurangi risiko stunting. Kata Kunci : stunting, keluarga berencana, kontrasepsi, balita, ibu 
Institution Info

Universitas Hasanuddin