DETAIL DOCUMENT
ANALISA SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL MENGGUNAKAN MANAJEMEN LALU-LINTAS (STUDI KASUS SIMPANG TIGA BAJAK)
Total View This Week0
Institusion
Universitas Bengkulu
Author
Anggraini, Chesi
Hardiansyah, Hardiansyah
Makmun , R. Razali
Subject
TA Engineering (General). Civil engineering (General) 
Datestamp
2013-10-21 09:30:22 
Abstract :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kinerja pada Simpang Tiga Bajak yang tergambar dari nilai derajat kejenuhan (DS), tundaan, dan peluang antrian. Program KAJI dan MKJI 1997 sebagai acuan dalam pengolahan data. Metode analisis menggunakan 2 alternatif pemecahan masalah yaitu pemasangan rambu larangan berhenti (alternatif 1) dan perbaikan simpang tak bersinyal menjadi simpang bersinyal (alternatif 2). Berdasarkan survei lapangan yang dilakukan selama 4 (empat) hari yaitu Senin, Selasa, Sabtu, dan Minggu, derajat kejenuhan yang dihasilkan pada volume arus lalu-lintas tertinggi setiap hari pengamatan melebihi syarat batas MKJI 1997 yaitu ? 0,8 smp/jam kecuali pada hari Minggu. Sebagai contoh perhitungan dipakai volume arus lalu-lintas tertinggi yaitu pada hari Selasa dengan kapasitas sebesar 2726 smp/jam. Analisis kondisi Eksisting pada Simpang Tiga Bajak menghasilkan derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,975 smp/jam, ini lebih besar dari syarat batas MKJI 1997 yaitu ? 0,8 smp/jam. Tundaan kondisi eksisting sebesar 17,96 det/smp dan peluang antrian kondisi eksisiting sebesar 38% -75%. Analisis kondisi Alternatif 1 pada Simpang Tiga Bajak menghasilkan derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,965 smp/jam yang masih melebihi syarat batas MKJI 1997, tundaan sebesar 17,57 det/smp dan peluang antrian 37% -77%. Analisis kondisi alternatif 2 menghasilkan derajat kejenuhan (DS) untuk Jalan Bali sebesar 0,655 smp/jam, Jalan MT. Haryono sebesar 0,621 smp/jam, Jalan Jawa sebesar 0,693 smp/jam, derajat kejenuhan (DS) yang dihasilkan sudah memenuhi standar MKJI 1997. Tundaan yang dihasilkan Jalan Bali sebesar 22,33 det/smp, Jalan MT. Haryono sebesar 18,54 det/smp dan Jalan Jawa sebesar 29,13 det/smp. Dilihat dari nilai derajat kejenuhan (DS) yang dihasilkan, alternatif 2 memenuhi syarat batas MKJI 1997 sehingga bisa disimpulkan bahwa perbaikan dari simpang tak bersinyal menjadi simpang bersinyal merupakan alternatif pemecahan masalah terbaik untuk Simpang Tiga Bajak. Berdasarkan kondisi eksisting, tingkat pelayanan Simpang Bajak berada pada level E dengan derajat kejenuhan antara 0,85-1,00 smp/jam.  
Institution Info

Universitas Bengkulu