Institusion
Universitas Bengkulu
Author
Pardosi , Santi K.
Rustikawati , Rustikawati
Dotti, Suryati
Subject
S Agriculture (General)
Datestamp
2015-01-29 10:14:17
Abstract :
Tomat (Solanum lycopersicum L.) merupakan tanaman hortikultura penting di
Indonesia termasuk di Bengkulu. Buahnya merupakan sumber vitamin dan mineral.
Berbagai tomat lokal yang dikoleksi dari berbagai daerah di Indonesia diharapkan
memiliki keragaman seperti penampilan morfologi tanaman, umur panen, dan daya hasil.
Selain itu, kekerasan buah sangat penting karena berhubungan dengan ketahanan
pengangkutan dan ketahanan daya simpan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
memperoleh varietas yang dapat dibudidayakan di dataran rendah adalah dengan merakit
varietas tomat adaptif di dataran rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan
keragaan dan menapis 16 genotipe tomat yang adaptif dataran rendah.
Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2013 hingga Januari 2014 di kebun
Percobaan Laboratorium Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Penelitian
disusun menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan genotipe tomat sebagai
faktor tunggal yang diulang tiga kali. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman,
diameter batang, jumlah daun, tingkat kehijauan daun, kerapatan stomata, umur berbunga,
umur panen, diameter buah, kandungan gula terlarut, kekerasan buah, bobot per buah,
bobot buah per tanaman, bobot segar brangkasan, dan bobot kering brangkasan.
Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan yang sangat nyata antar genotipe
pada variabel tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, kerapatan stomata, dan umur
berbunga sedangkan variabel tingkat kehijauan daun menunjukkan berbeda tidak nyata.
Variabel umur panen, diameter buah, kandungan gula terlarut, kekerasan buah, bobot buah
per tanaman berbeda sangat nyata antar genotipe sedangkan bobot segar brangkasan dan
bobot kering brangkasan berbeda nyata antar genotipe. Berbeda dengan variabel bobot per
buah yang berbeda tidak nyata antar genotipe.
Dari 16 genotipe tomat dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. Pada
variabel vegetatif, karakter tinggi tanaman dan diameter batang terdapat tiga kelompok,
jumlah daun dan kerapatan stomata dua kelompok, umur berbuga dibedakan menjadi
empat kelompok. Pada variabel generatif, umur panen, bobot buah per tanaman, bobot
segar brangkasan, dan bobot kering brangkasan menghasilkan dua kelompok, kecuali
diameter buah dibagi kedalam tiga kelompok dan kemanisan buah dibedakan menjadi
empat kelompok. Genotipe tomat yang memiliki potensi produksi tertinggi adalah
genotipe Makassar dengan bobot buah 743,89 g. Keunggulan yang lain dari genotipe
Makassar adalah umur panen yang cepat dan diameter buah besar. Namun genotipe
tersebut memiliki kelemahan kekerasan buah yang rendah. Genotipe Situbondo tergolong
adaptif untuk dataran rendah berdasarkan semua variabel generatif, tetapi memiliki umur
panen yang lambat yaitu 64 hari setelah tanam. Genotipe Aceh 3 memiliki kualitas buah
yang baik berdasarkan kandungan gula terlarut dan kekerasan buah yang tinggi walaupun
bobot buah per tanaman tergolong rendah.