DETAIL DOCUMENT
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM TERAPI KERJA ( STUDI DESKRIPTIF PERAWAT DENGAN PASIEN GANGGUAN JIWA DI UNIT REHABILITASI RSJKO SOEPRAPTO BENGKULU)
Total View This Week0
Institusion
Universitas Bengkulu
Author
Sari , Estika Mayang
Gushevinalti, Gushevinalti
Andi, Makhrian
Subject
H Social Sciences (General) 
Datestamp
2014-11-25 15:33:49 
Abstract :
Rehabilitasi di rumah sakit jiwa ketergantungan obat Provinsi Bengkulu menerapkan terapi kerja kepada pasien gangguan jiwa, dimana dalam terapi kerja, pasien dibimbing untuk mengikuti kegiatan-kegiatan ringan seperti pertanian, perkebunan, perikanan dan menjahit, hal ini sangat bermanfaat bagi pasien untuk bekal mereka kembali ke lingkungan keluarga / masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses terapi kerja, dan menggambarkan komunikasi yang dilakukan oleh perawat kepada pasien gangguan jiwa di unit rehabilitasi RSJKO Soperapto Bengkulu dengan melihat atraksi interpersonal yang digunakan perawat pada saat proses kegiatan dalam terapi kerja berlangsung. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan tipe penelitian desktiptif. Informan dalam penelitian ini yaitu 3 orang perawat di unit rehabilitasi, dan 7 orang informan pasien gangguan jiwa yang mengikuti terapi kerja di unit rehabilitasi. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa dalam komunikasi interpersonal perawat menggunakan media komunikasi tatap muka, jenis komunikasi yang digunakan perawat yaitu komunikasi verbal dan nonverbal. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa perawat menggunakan 5 syarat komunikasi interpersonal yang efektif yaitu keterbukaan, empati, dukungan, menunjukan sikap positif dan kesetaraan antara perawat dengan pasien. Hambatan yang ditemui selama proses terapi kerja pada komunikator yaitu masih kurangnya perencanaan komunikasi, sikap yang kurang tepat, masih kurangnya wawasan, dan pengetahuan karena tidak adanya pelatihan-pelatihan tambahan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja perawat. Hambatan yang ditemui dari komunikan yaitu kondisi psikologis, dan fisik pasien, serta belum terciptanya sikap saling percaya antara pasien dengan perawat yang menyebabkan komunikasi yang berjalan kurang efektif. Dalam berkomunikasi dengan pasien gangguan jiwa, perawat juga menerapkan atraksi interpersonal, yang ditunjukan dengan sikap hangat, bersahabat, dan menunjukan penerimaan. Selain itu ekspresi wajah yang menyenangkan, intonasi suara, sentuhan, dan reward yang diberikan oleh perawat juga menjadi daya tarik perawat dimata pasien.  
Institution Info

Universitas Bengkulu