DETAIL DOCUMENT
Hubungan Sosial Ekonomi Petani Pemanfaatan Lahan Pekarangan Untuk Tanaman Nanas ( Ananas Comosus) (Studi Kasus Di Desa Ngancar Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri)
Total View This Week0
Institusion
Universitas Kadiri
Author
Nurazizah, Devi
Subject
S Agriculture (General) 
Datestamp
2022-05-28 05:37:01 
Abstract :
Seiring dengan semakin sempitnya lahan pertanian akibat alih fungsi lahan menjadi bangunan, dll. Pemanfaatan lahan pekarangan menjadi salah satu solusi terbaik untuk menggantikan lahan pertanian yang semakin sempit. Hortukultura merupakan salah satu sector pertanian yang dapat dikembangkan di Indonesia karena dapat meningkatkan sumber pendapatan petani. Seiring dengan berkembangnya permintaan pasar baik di Indonesia maupun untuk ekspor, nanas dapat dimanfaatkan dalam industri pengolahan sehingga para petani kecil dan keluarganya memiliki peluang untuk meningkatkan penghasilan mereka melalui usahatani nanas yang dapat menguntungkan petani. Dimana Desa Ngancar Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri banyak petani yang memanfaatkan lahan pekarangan untuk tanaman nanas yang dapat memberikan kontribusi bagi keluarga petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi petani dalam pemanfaatan lahan pekarangan untuk tanaman nanas dan untuk mengetahui pendapatan dari pemanfaatan lahan pekarangan dengan tanaman nanas di Desa Ngancar Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode penentuan lokasi ditentukan secara sengaja atau purposive. Metode penentuan responden menggunakan metode sensus. Metode analisis data menggunakan uji korelasi chi square untuk mengetahui hubungan faktor sosial ekonomi dengan keputusan memanfaatkan lahan pekarangan dengan tanaman nanas, dan untuk menghitung pendapatan digunakan rumus ? = TR ? TC Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar petani memiliki tingkat pendidikan SD dengan presentase 55,6 %, petani yang memanfaatkan lahan pekarangan kebanyakan laki-laki dengan presentase 88,9%, sebagian besar petani memiliki luas lahan antara 1000 m2-3000 m2 dengan presentase 33,3%, sebagian besar pengalaman memanfaatkan lahan pekarangan dengan tanaman nanas yaitu lebih dari 5 tahun ? 10 tahun dengan presentase 40,8%. Sebagian besar petani emanfaatkan lahan pekarangan dengan motivasi untuk memenuhi kebutuhan pangan dengan presentase 88,8%, sebagian besar petani tidak memiliki jaringan sosial dengan presentase 81,5%, sebagian besar modal ekonomi yang dikeluarkan oleh petani sebesar Rp. 5.000.000 ? Rp. 8.000.000 dengan presentase 33,3%, dan sebagian besar penerimaan yang diperoleh petani dari tanaman nanas dilahan pekarangan adalah sebesar Rp. 10.000.000 ? Rp. 30.000.000,-. Hubungan tingkat pendidikan dengan keputusan menanam nanas dilahan pekarangan memiliki hubungan sebesar 1,249. Hubungan jenis kelamin dengan keputusan menanam nanas dilahan pekarangan memiliki hubungan senilai 0,481. Hubungan luas lahan dengan keputusan memanfaatkan lahan pekarangan dengan tanaman nanas memiliki hubungan sebesar 1,559. hubungan pengalaman dengan keputusan menanam nanas dilahan pekarangan memiliki hubungan sebesar 0,977. hubungan motivasi petani dengan keputusan memanfaatkan lahan pekarangan dengan tanaman nanas memiliki hubungan yang signifiakan yaitu sebesar 0,903. Hubungan jaringan sosial dengan keputusan memanfaatkan lahan pekarangan dengan tanaman nanas memiliki hubungan sebesar 0,535. Hubungan modal ekonomi dengan keputusan menanam nanas dilahan pekarangan memilik hubungan senilai 1,568. Hubungan pendapatan tanaman nanas dengan keputusan menanam nanas dilahan pekarangan memiliki hubungan senilai 1,559. Rata-rata penerimaan tanaman nanas adalah Rp. 22.518.519, rata-rata biaya variabel adalah Rp. 4.951.889, rata-rata biaya tetap sebesar Rp. 208.845, rata-rata biaya total yang dikeluarkan adalah Rp. 5.142.862. dan rata-rata pendapatan yang diperoleh dari pemanfaatan lahan pekarangan dengan tanaman nanas adalah sebesar Rp. 17.375.704,-. 
Institution Info

Universitas Kadiri