Abstract :
Perkawinan merupakan wujud menyatunya dua sejoli ke dalam satu tujuan
yang sama. Pada usia dewasa awal perencanaan tentang masa depan lebih
banyak berhubungan dengan masalah karir dan pekawinan. Individu sangat
membutuhkan lingkungan keluarga. Hubungan keluarga yang baik
merupakan salah satu syarat bagi proses perkembangan individu, khususnya
individu dewasa awal yang akan menghadapi perkawinan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui secara empiris perbedaan tingkat kecemasan dalam
menghadapi perkawinan yang ditinjau dari status asal keluarga. Hipotesis
penelitian ini adalah â€ada perbedaan tingkat kecemasan dalam menghadapi
perkawinan yang berasal dari keluarga utuh dengan yang berasal dari
keluarga berceraiâ€. Subyek penelitian ini berjumlah 46 dengan ciri-ciri usia
dewasa awal 18-40 tahun, berasal dari orangtua utuh atau bercerai, dan
belum pernah menikah. Kecemasan dalam menghadapi perkawinan diukur
dengan skala kecemasan. Data yang terkumpul diolah dengan menggunakan
Uji-t, didapatkan hasil p=0,002 (p<0,01). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat kecemasan yang sangat
signifikan dalam menghadapi perkawinan ditinjau dari status asal keluarga.