Abstract :
Penyakit infeksi termasuk dalam sepuluh penyakit terbanyak di Indonesia. Dimana penyebab infeksi terbanyak adalah E.coli. Penggunaan antibiotik untuk mengobati penyakit infeksi yang tidak rasional dapat menimbulkan resistensi bakteri. Salah satu bahan alam sebagai alternatif antibakteri adalah biji pepaya muda. Biji pepaya mengandung flavonoid, tanin, alkaloid dan terpenoid, yang memiliki aktivitas anti bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fraksi larut etil asetat dan tak larut etil asetat dari biji pepaya muda (Carica papaya L.) terhadap pertumbuhan E.coli ATCC 35218.
Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode sumuran pada media MHA yang diinkubasi pada suhu 37°C. Kelompok uji terdiri dari fraksi larut etil asetat dan tak larut etil asetat yang masing-masing dibuat dalam konsentrasi 0,625; 1,25; 12,5; 25; 50 dan 100; kontrol positif (ciprofloksasin), kontrol negatif (aquades dan DMSO). Zona hambat diukur menggunakan jangka sorong millimeter. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Kruskall Wallis dan dilanjutkan uji Mann Whitney.
Hasil rerata zona hambat yang didapatkan dari fraksi larut etil asetat konsentrasi 0,625; 1,25; 12,5; 25; 50; 100 secara berturut-turut adalah 6,50; 9,45; 10,97; 13,65; 17,70; 24,40 mm, pada fraksi tak larut etil asetat konsentrasi 25; 50; 100 adalah 11,10; 12,60; 17,60 mm,
sedangkan kontrol positif dan negatif adalah 36,50; 0 mm.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh dari fraksi larut etil asetat dan tak larut etil asetat terhadap pertumbuhan bakteri E.coli ATCC 35218. Hasil uji Mann Whitney menunjukkan perbedaan bermakna antara fraksi dengan kontrol positif maupun antara perlakuan kedua fraksi (p<0,05).
Kata kunci : Ekstrak, Fraksi, Biji pepaya, Carica papaya L., Escherichia coli