Abstract :
Penyakit degeneratif merupakan penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian. Penyebab penyakit degeneratif salah satunya adalah radikal bebas. Radikal bebas dapat bersumber dari polusi udara, asap rokok dan paparan sinar UV terus-menerus. Penggunaan antioksidan sintetik untuk menangkal radikal bebas dapat bersifat karsinogenik dan toksik pada tubuh. Salah satu bahan alam sebagai alternatif antioksidan adalah kulit umbi bawang putih. Kulit umbi bawang putih mengandung senyawa flavonoid, fenol, alkaloid, tanin, dan saponin, yang memiliki aktifitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari fraksi larut etil asetat dan tak larut etil asetat kulit umbi bawang putih (Allium sativum L.).
Uji aktivitas antioksidan diuji dengan metode DPPH. Kelompok uji terdiri dari fraksi larut etil asetat dan tak larut etil asetat yang masing-masing dibuat dalam konsentrasi 25 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 200 ppm dan 400 ppm, serta kontrol positif (vitamin C). Absorbansi yang diperoleh dilakukan perhitungan untuk mencari persen inhibisi dan dilanjutkan mencari nilai IC50. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan anova dan dilanjutkan uji post hoc.
Hasil rerata IC50 yang didapatkan dari fraksi larut etil asetat sebesar 119,0482 ppm, pada fraksi tak larut etil asetat sebesar 456,7735 ppm, sedangkan kontrol positif sebesar 7,274 ppm. Hasil uji post hoc menunjukkan perbedaan bermakna antara fraksi dengan kontrol positif dan antara kedua fraksi (p<0,05).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah fraksi larut etil asetat memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat dibandingkan fraksi tak larut etil asetat.
Kata kunci : Ekstrak, Fraksi, Kulit umbi bawang putih (Allium sativum L.), DPPH