Abstract :
Monosodium Glutamat dapat berpotensi menimbulkan nekrosis jaringan lambung dan fungsi otak. Asam lemak omega 3 yang EPA dan DHA dapat menekan kandungan AA dalam jaringan yang mempengaruhi berbagai proses patofisiologis, salah satunya untuk sitoproteksi mukosis lambung. Belum terdapat penelitian tentang efektifitas omega 3 dalam proteksi mukosa lambung. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian Omega 3 sebagai protektor terhadap kerusakan mukosa lambung.
Penelitian eksperimental dengan post test only randomized control group design menggunakan 30 tikus jantan galur wistar yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Semua kelompok mendapatkan makan ad libitum di adaptasi 7 hari dan perlakuan 14 hari.. Terdiri dari kontrol negatif, kontrol positif (MSG 6gr/kgBB), kelompok I (MSG 6gr/kgBB + omega3 4,5mg), kelompok II (MSG 6gr/kgBB + Omega3 9mg), kelompok III (MSG 6gr/kgBB + Omega3 18mg). Pemberian msg dan omega 3 peroral. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung gambaran histopatologi mukosa lambung. Uji hipotesis menggunakan uji Kruskall Wallis yang dilanjutkan dengan Man Whitnery.
Hasil penelitian pengaruh omega 3 sebagai protektor terhadap mukosa lambung menunjukkan bahwa secara keseluruhan terdapat perbedaan yang bermakna pada semua kelompok perlakuan. Hal ini dibuktikan nilai signifikansi pada uji Kruskal Wallis pada tiap-tiap lapang pendang sebesar 0,000 (<0,05). Hasil uji beda menunjukkan bahwa secara umum terdapat perbedaan antar kelompok perlakuan pada K (-) dengan K (+), antara K (+) dengan K 1, antara K (+) dengan K 2 serta antaraK (+) dengan K 3. Sedangkan pada perbandingan antar kelompok perlakuan lainnya tidak ditemukna perbedaan yang bermakna (P>0,05).
Pemberian Omega 3 berpengaruh sebagai protektor terhadap kerusakan mukosa lambung Tikus Putih Jantan Galur Wistar yang diinduksi MSG.
Kata Kunci : Omega 3, Monosodium Glutamat, kerusakan mukosa lambung, peroral