UJARAN KEBENCIAN DALAM POSTINGAN FACEBOOK PADA PERIODE PASCA-PILPRES 2019 SEBUAH KAJIAN LINGUISTIK FORENSIK
Total View This Week0
Total View This Week0
Institusion
Universitas Negeri Jakarta
Author
MUHAMMAD ZAKKA JIHAANNURIY, .
Subject
Linguistik
Datestamp
2020-09-18 09:21:12
Abstract :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana ujaran kebencian pada postingan Facebook pasca-Pilpres 2019 dengan melakukan kajian analisis linguistik forensik bagian kejahatan berbahasa. Bentuk ujaran kebencian yaitu penghinaan ringan, fitnah, penistaan dan penyebaran berita bohong. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data purposive sampling. Adapun hasil penelitian ini terhadap 10 ujaran, terdapat 4 yang termasuk kategori penghinaan ringan, 4 fitnah, 3 penistaan, dan 3 penyebaran berita bohong. Sedangkan hukum pidana yang berpotensi paling banyak dilanggar ada pada Pasal 27 Ayat (3) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik karena postingan Facebook langsung memenuhi unsurnya yaitu penyebaran informasi elektronik. Diharapkan ke depannya, ilmu linguistik forensik lebih dikenal secara umum. *************** This study aims to determine how hate speech in post-2019 Presidential Election Facebook posts by conducting a forensic linguistic analysis of language crimes. Forms of hate speech include light insults, slander, defamation, and spreading fake news (hoax). The method used is descriptive qualitative with purposive sampling data collection techniques. As for the results of this study on 10 utterances, there are 4 which are included in the category of light insult, 4 slander, 3 defamation, and 3 spreading fake news. Meanwhile, the criminal law that has the most potential to be violated is in Article 27 (3) Law 11 of 2008 on Electronic Information and Transaction because Facebook posts directly fulfill its element, namely the dissemination of electronic information. Hopefully in the future, forensic linguistics will be better known in general.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana ujaran kebencian pada postingan Facebook pasca-Pilpres 2019 dengan melakukan kajian analisis linguistik forensik bagian kejahatan berbahasa. Bentuk ujaran kebencian yaitu penghinaan ringan, fitnah, penistaan dan penyebaran berita bohong. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data purposive sampling. Adapun hasil penelitian ini terhadap 10 ujaran, terdapat 4 yang termasuk kategori penghinaan ringan, 4 fitnah, 3 penistaan, dan 3 penyebaran berita bohong. Sedangkan hukum pidana yang berpotensi paling banyak dilanggar ada pada Pasal 27 Ayat (3) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik karena postingan Facebook langsung memenuhi unsurnya yaitu penyebaran informasi elektronik. Diharapkan ke depannya, ilmu linguistik forensik lebih dikenal secara umum. *************** This study aims to determine how hate speech in post-2019 Presidential Election Facebook posts by conducting a forensic linguistic analysis of language crimes. Forms of hate speech include light insults, slander, defamation, and spreading fake news (hoax). The method used is descriptive qualitative with purposive sampling data collection techniques. As for the results of this study on 10 utterances, there are 4 which are included in the category of light insult, 4 slander, 3 defamation, and 3 spreading fake news. Meanwhile, the criminal law that has the most potential to be violated is in Article 27 (3) Law 11 of 2008 on Electronic Information and Transaction because Facebook posts directly fulfill its element, namely the dissemination of electronic information. Hopefully in the future, forensic linguistics will be better known in general.
Download
book
BibTex
Latex, Jabref
cloud_download
Original Resource
url resource Institution
