Abstract :
Beberapa hasil penelitian menyimpulkan bahwa siswa mengalami miskonsepsi
terbesar pada materi suhu dan kalor. Hal tersebut disebabkan oleh karakteristik
konsep suhu dan kalor yang abstrak. Penguasaan konsep yang abstrak memiliki
tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibandingkan konsep yang konkrit.Untuk
mengatasi kesulitan belajarnya, siswa membuat penafsiran sendiri terhadap konsep
yang dipelajarinya.Tetapi adakalanya konsep tersebut tidak sesuai dengan konsep
sebenarnya atau disebut juga dengan miskonsepsi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui miskonsepsi yang dialami oleh siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 3
Kota Jambi tahun ajaran 2018-2019 pada materi suhu dan kalor.
Metodepenelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
campuran (mix-methode) yang menggunakan data kuantitatif sebagai data utama
dan data kualitatif sebagai data penunjang. Subjek dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas XI MIPA di SMA Negeri 3 Kota Jambi pada tahun ajaran 2018-
2019 yang berjumlah 212 orang siswa. Data penelitian ini diperoleh dengan cara
memberikan instrumen test berformat four-tier diagnostic test kepada siswa dan
dilanjutkan wawancara dengan siswa.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa miskonsepsi masih terjadi pada materi
suhu dan kalor.Rata- rata skor miskonsepsi yaitu sebesar 27%. Persentase
miskonsepsi tertinggi mencapai 73% pada sub konsep kesetimbangan termal dan
perpindahan kalor. Pada sub konsep perubahan wujud persentase miskonsepsi
siswa mencapai 40%, Selanjutnya, pada sub konsep hubungan antara suhu dengan
ukuran suatu benda, siswa mengalami miskonsepsi sebesar 21%. Persentase
miskonsepsi terendah pada penelitian ini terdapat pada sub konsep hubungan suhu
dengan kalor jenis yaitu sebesar 2%.