Abstract :
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu menghadapi banyak
perubahan yang terjadi dalam kehidupannya, perubahan yang dialami meliputi
perubahan fisik, sosial, emosional dimana perubahan pada aspek1aspek tersebut
mempengaruhi remaja untuk memiliki banyak konflik dengan orang-orang
disekitarnya. Konflik harus diselesaikan dengan cara yang lebih konstruktif
menggunakan cara-cara resolusi konflik berdasarkan pemahaman akan tujuan dari
resolusi konflik yaitu mendapatkan kepentingan dengan tetap mempertahankan
hubungan baik dengan lawan konflik.
Peneltian ini bertujuan untuk menggambarkan resolusi konflik dikalangan
remaja siswa SMP Muhammadiyah 1 Jember ketika siswa memiliki konflik
dengan teman disekolah. Peneliti menggunakan metode kuantitatif deskriptif.
Metode pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan skala psikologi
dengan bentuk semantic differensial yang menggunakan rentangan angka 1
sampai 7 dan disusun berdasarkan indikator dari aspek-aspek resolusi konflik
yang dikemukakan oleh Gottman dan Korkoff (Suyatno, 2005). Jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah 160 orang yang merupakan siswa kelas VIII dan kelas
IX di SMP Muhammadiyah 1 Jember. Metode analisa yang digunakan meliputi
uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas dan uji analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran resolusi konflik secara
keseluruhan siswa SMP Muhammadiyah 1 Jember termasuk dalam kategori tinggi
dengan prosentase 58,8% (94 siswa), yang berarti bahwa siswa dapat memilih
strategi penyelesaian konflik menggunakan cara resolusi konflik secara destruktif
maupun konstruktif sehingga siswa memiliki peluang lebih besar untuk dapat
mengelola konflik dengan lebih baik sebagai usaha untuk mencapai tujuan dan
mempertahankan hubungan dengan temannya agar tetap harmonis. Penggunaan
resolusi konflik siswa SMP Muhammadiyah 1 Jember berdasarkan jenisnya lebih
banyak menggunakan resolusi konflik konstruktif dengan nilai prosentase 61,9%
(99 siswa). Pengkategorian berdasarkan aspek pada jenis destruktif yang paling
banyak digunakan siswa adalah aspek withdrawal dengan prosentase 66,9% (107
siswa), sedangkan pada jenis konstruktif yang paling banyak digunakan
merupakan aspek kompromi dengan prosentase 59,3% (95 siswa).