Abstract :
Kota Poso merupakan persimpangan arus lalu lintas yang sangat strategis di Pembangunan prasarana jalan selalu mengutamakan jaringan-jaringan jalan dipusat-pusat produksi serta jalan-jalan yang menghubungkan pusat produksi dengan daerah pemasarannya, termasuk jaringan jalan. Berdasarkan kepentingan tersebut, dibutuhkan pembuatan jalan baru untuk mendukung kelancaran lalu lintas dan arus barang serta dapat memberikan kenyamanan. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisa faktor yang membedakan perhitungan lapis perkerasan menggunakan metode Bina Marga dan metode Asphalt Institute dan menganalisa hasil perhitungan lapis perkerasan menggunakan metode Bina Marga dan metode Asphalt Institute. Dari analisa dapat disimpulkan yaitu perbedaan metode Bina Marga dan Asphalt Institute yaitu metode Bina Marga dalam analisis lapis perkerasan jalan menggunakan nilai CBR lapangan sedangkan metode Asphalt Institute menggunakan CBR segmen seperti yang disyaratkan, sehingga memberikan hasil analisis tebal lapis perkerasan yang berbeda, untuk menghitung tebal perkerasan metode Asphalt Institute merupakan penjumlahan dari perkalian koefisien kekuatan relatif (a1, a2, a3) dengan tebal lapisan (D1, D2, D3), sedangkan dalam metode Bina Marga penjumlahan dari perkalian tersebut dibagi lagi dengan kumulatif koefisien kekuatan relatifnya. Secara umum Tebal lapis permukaan (LP) menggunakan metode Bina Marga (5 cm) lebih tebal jika dibandingkan dengan metode Asphalt Institute (3 cm), begitu juga untuk lapis pondasi atas (LPA). Sedangkan untuk pondasi bawah (LPB) hasilnya rata-rata untuk kedua metode sama besar (20 cm).