DETAIL DOCUMENT
Collaborative Governance dalam Upaya Penyelesaian Masalah Sampah di Kecamatan Purwokerto Timur
Total View This Week0
Institusion
Universitas Jenderal Soedirman
Author
NURAENI, Anis Tri
Subject
G193 Government policy 
Datestamp
2021-07-17 12:29:30 
Abstract :
Muara permasalahan sampah di Purwokerto yakni karena faktor pengelolaan sampah yang tidak maksimal. Kecamatan Purwokerto Timur adalah wilayah yang memiliki volume sampah terbesar dibanding dengan kecamatan lain. Masalah sampah ini berdampak pada peningkatan timbunan sampah yang berakibat pada terciptanya kawasan yang tidak sehat bagi masyarakat. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini mengetahui proses collaborative governance dalam penyelesaian masalah sampah di Kecamatan Purwokerto Timur dan faktor-faktor apa saja yang mendorong pelaksanaan collaborative governance dalam penyelesaian masalah sampah ini. Penelitian ini menggunakan teori collaborative governance yang dijelaskan Ansell (2007) yang mana mengkaji proses kolaborasi yang dilakukan oleh pemerintah, pihak Swasta, dan masyarakat dalam penyelesaian masalah sampah di Kecamatan Purwokerto Timur melalui empat aspek yakn face to face dialogue, commitment to the process, trust building, share understanding, dan intermediate outcome. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sasaran penelitian antara lain kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyumas, pengurus Bank Sampah di Kecamatan Purwokerto Timur, dan masyarakat Kecamatan Purwokerto Timur. Metode pengumpulan data yang dipakai antara lain wawancara, observasi, dan dokumentasi. Metode analisis data menggunakan analisis interaktif dan validasi data memakai triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan proses kolaboratif yang dimulai dari face to face dialogue dapat dilakukan secara intensif baik secara formal dan informal, dan aspek trust building ditunjukkan dari adanya sikap yang sama dalam proses koordinasi dan sosialisasi diantara stakeholder yang terlibat. Sementara proses kolaborasi penyelesaian masalah sampah ini terwujud commitment to processes karena rasa membutuhkan dan berkerjasama mencapai tujuan bersama serta sikap share understanding antar stakeholder memiliki pemahaman yang sama akan latar belakang dan tujuan kolaborasi. Dari rangkaian proses kolaborasi ini, muncul intermediate outcome berupa penyediaan hanggar sebagai penampungan sampah dan partisipasi masyarakat dan adanya Bank Sampah ?PAS? juga menjadi solusi efektif guna mengurangi volume sampah masuk ke tempat pembuangan akhir. Menurut hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan proses collaborative governance dalam penyelesaian masalah sampah di Kecamatan Purwokerto Timur dapat dikatakan berjalan baik. Ada beberapa hal yang mendorong proses kolaborasi. Pertama, kondisi awal yang mana keterbatasan yang dimiliki stakeholders dapat ditutupi kehadiran stakeholders yang lain. Kedua kepemimpinan fasilitatif Dinas Lingkungan Hidup yang terus mengambil peran dalam pengambilan kebijakan. Ketiga desain lembaga, yang mana proses kolaborasi antar stakeholder dalam penanganan masalah sampah ini dilindungi oleh Peraturan pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah dan Surat Edaran Bupati Banyumas Nomor/60.1/776/ 2018 Tentang Pengelolaan Sampah Dari Sumbernya.Kata kunci: Collaborative Governance, Sampah, Purwokerto Timur 
Institution Info

Universitas Jenderal Soedirman