DETAIL DOCUMENT
Geologi dan Lingkungan Pengendapan Batubara Daerah Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan
Total View This Week0
Institusion
Universitas Jenderal Soedirman
Author
PERTAMA, Noprianto Putra
Subject
C501 Coal 
Datestamp
2021-08-05 02:58:34 
Abstract :
Penelitian yang berlokasi di daerah Tanjung Agung, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan memiliki keunikan geologi dari segi sumber daya alam. Sumber daya alam yang terdapat di daerah penelitian berupa batubara. Batubara tersebut terbentuk pada Formasi Muara Enim. Formasi Muara Enim yang terletak di bagian selatan Cekungan Sumatera, terbentuk oleh batuan tersier. Batuan tersier yang menyusun Formasi Muara Enim berupa batulempung, batupasir dan batubara. Batulempung umumnya berwarna abu-abu sampai abu-abu kehitaman dengan sifat lanauan. Lapisan batupasir umumnya berwarna abu-abu, berbutir sedang hingga kasar dengan ukuran butir pasir sedang hingga pasir kasar. Batubara pada Formasi Muara Enim merupakan batubara dengan warna kusam dan menunjukkan kenampakan pecahan-pecahan yang kasar. Pada batubara formasi ini umumnya memiliki kualitas rendah berupa lignit. Namun, pada lokasi tertentu (dekat intrusi andesit) lignit tersebut mengalami perubahan menjadi batubara berkualitas tinggi. Di daerah penelitian dilakukan analisis proksimat untuk menentukan kualitas batubara menurut Classification of Inseam Coal (UN-ECE, 1998). Hasil analisis berturut-turut terhadap dua sampel batubara A2 dan C di laboratorium yaitu analisis proksimat dengan nilai untuk moisture in air dried 14,8% dan 16,7%, Ash Content 4,6% dan 3,7%, Volatile Matter 40,7% dan 39,7%, Fixed Carbon 39,9% dan 39,9%, Total Sulfur 0,15% dan 0,37% dalam air dried basis (adb). Selain itu untuk nilai kalor berturut-turut 5446 dan 5324 kal/gram dalam basis air dried basis (adb). Basis adb pada ash content dikonversi ke dalam basis db secara berturut-turut bernilai 5,4% dan 4,4% (db). Nilai kalor dikonversi ke dalam basis daf secara berturut-turut bernilai 28,5 Mj/Kg dan 28,3 Mj/Kg (daf). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua batubara yang tersingkap di daerah penelitian termasuk dalam high grade coal berdasarkan ash content (% db) dan rank kedua batubara tersebut termasuk dalam subbituminous rank low rank) berdasarkan nilai kalor menurut Classification of In Seam Coal (UN-ECE, 1998). Selain itu dilakukan analisis petrografi material organik yang memiliki tujuan untuk menentukan lingkungan pengendapan batubara di daerah penelitian. Metode yang dilakukan dengan analisis maseral dan mineral, plotting Tissue Preservation Index (TPI) terhadap Gelification Index (GI). Komposisi batubara di daerah penelitian secara berturut-turut tersusun dari dominasi huminit (39,6% - 68,4%). Plot Tissue Preservation Index (TPI) dan Gelification Index (GI) terhadap kedua sampel batubara menunjukkan bahwa peristiwa penggambutan atau pembatubaraan terjadi pada lingkungan lower delta plain. 
Institution Info

Universitas Jenderal Soedirman