DETAIL DOCUMENT
Analisis Kinerja Simpang Bersinyal Akibat Penerapan Sistem Satu Arah di Ruas Jalan Jenderal Soedirman Purwokerto
Total View This Week0
Institusion
Universitas Jenderal Soedirman
Author
WULANDARI, Restia Ayu
Subject
R285 Roads 
Datestamp
2021-08-24 15:36:42 
Abstract :
Di kawasan CBD (Central Business District) Kota Purwokerto terjadi permasalahan lalu lintas berupa kemacetan akibat meningkatnya mobilitas. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut Pemerintah Kabupaten Banyumas beserta Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas memberlakukan sistem satu arah (SSA) di beberapa ruas jalan utama di Purwokerto termasuk ruas Jalan Jenderal Soedirman. Dua simpang bersinyal yang terkoneksi langsung dengan Ruas Jalan Jenderal Soedirman adalah Simpang 3 Alun-alun dan Simpang 4 Sutasoman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kinerja simpang bersinyal di Simpang 3 Alun-alun dan Simpang 4 Sutasoman untuk kondisi sebelum dan setelah SSA menggunakan metode MKJI 1997 dan HCM 2000. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Simpang 3 Alun-alun dengan metode MKJI 1997 mengalami peningkatan dari tingkat pelayanan E dengan tundaan rata-rata 55,68 det/smp menjadi C dengan tundaan rata-rata 20,68 det/smp dan untuk metode HCM 2000 dari tundaan rata-rata 75,56 s/pcu dengan tingkat pelayanan E meningkat menjadi 25,48 s/pcu dengan tingkat pelayanan C. Untuk Simpang 4 Sutasoman dengan metode MKJI 1997 meningkat dari tingkat pelayanan F dengan tundaan rata-rata 74,11 det/smp menjadi D dengan tundaan rata-rata 32,69 det/smp dan metode HCM 2000 meningkat dari tingkat pelayanan F dengan tundaan rata-rata 86,79 s/pcu menjadi D dengan tundaan rata-rata 38,50 s/pcu. Berdasarkan hasil analisis, didapatkan bahwa penerapan SSA dapat meningkatkan kinerja simpang, namun pada penelitian ini hanya meningkat dari tingkat pelayanan F menjadi C dan D. Sehingga perlu dilakukan perencanaan peningkatan kinerja simpang agar didapatkan tingkat pelayanan minimal B. Parameter yang cukup berpengaruh terhadap peningkatan tingkat pelayanan untuk kedua metode yaitu arus lalu lintas, lebar lajur dan waktu siklus. Untuk metode MKJI 1997 parameter yang paling berpengaruh adalah lebar lajur, sedangkan pada metode HCM 2000 adalah waktu siklus dan g/c. Di karenakan pada kedua metode, waktu siklus dan lebar lajur mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kinerja simpang maka peningkatan dilakukan dengan mengubah waktu siklus dan lebar lajur. 
Institution Info

Universitas Jenderal Soedirman