DETAIL DOCUMENT
Kalibrasi Model SHETRAN menggunakan Debit Sungai Terukur di DAS Cisadane untuk Deteksi Bencana Banjir
Total View This Week0
Institusion
Universitas Jenderal Soedirman
Author
PRASETYO, Yudhi
Subject
D200 Disaster relief 
Datestamp
2021-11-24 07:08:37 
Abstract :
Banjir merupakan salah satu bencana alam yang setiap tahun melanda indonesia, tak terkecuali di DAS Cisadane, oleh karena itu diperlukan model hidrologi yang telah dikalibrasi untuk dapat mendeteksi banjir dengan tepat dan akurat. DAS Cisadane dipilih sebagai lokasi studi karena merupakan salah satu DAS prioritas menurut KLHK. Selama tahun 2001 hingga 2007 terjadi 54 kejadian banjir di DAS Cisadane. Penyebab banjir di DAS Cisadane terjadi akibat perubahan lahan dari pertanian atau hutan menjadi permukiman dan juga faktor geografi DAS Cisadane dimana pada bagian hilir menyempit dan merupakan lahan datar sehingga air sungai mudah meluap. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat model hidrologi dan mengkalibrasinya untuk mendekteksi bencana banjir di DAS Cisadane. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan SHETRAN sebagai model hidrologi spasial dan debit aliran sungai terukur untuk kalibrasi. Data masukkan yang diperlukan berupa data spasial dari tahun 2001 hingga 2007 seperti: data DAS yang berasal dari Indonesia Geospasial, data elevasi (DEM) yang berasal dari satelit STRM, data curah hujan terukur yang berasal dari stasiun hujan Citeko dan Darmaga, data evaporasi dari GLEAM, data jenis tanah dari HWSD, data tutupan lahan dari TERRA-MODIS, dan data debit aliran sungai terukur dari Balai Besar Wilayah Cisadane-Ciliwung. Tahapan yang dilakukan yaitu dengan mengolah data dengan ArcGIS dan Ms Excel, kemudian menjalankan simulasi, dan terakhir melakukan kalibrasi. Kalibrasi dilakukan dengan mengubah parameter kapasitas penyimpanan kanopi, rasio evaporasi aktual dengan potensial, dan konduktivitas jenuh tanah kemudian membandingkan debit hasil simulasi dengan debit aliran sungai terukur. Hasil penelitian ini menunjukkan dengan model SHETRAN dapat menghasilkan peta jaringan sungai, peta phreatic depth, debit sungai, dan neraca massa. Hasil kalibrasi berupa debit bulanan rata-rata, debit bulanan maksimum, debit tahunan rata-rata, debit tahunan rata-rata menunjukkan bahwa SHETRAN mampu mengikuti pola debit bulanan rata-rata observasi dengan nilai korelasi terbesar 0.894 di Pos Duga Batubelah dan terkecil 0.775 di Pos Duga Babakan. Sampel hasil deteksi banjir menunjukkan SHETRAN dapat mendeteksi bencana banjir 2002. Genangan banjir tertinggi terjadi Desa Kranggan pada 31 Januari 2002 sebesar 1.115 m. Desa Kranggan juga menjadi lokasi banjir terbanyak dengan 8 kejadian. 
Institution Info

Universitas Jenderal Soedirman