DETAIL DOCUMENT
Geologi dan Analisis Morfometri, Sifat Fisik serta Geokimia Lava Bantal Kali Song; Implikasi terhadap Tatanan Tektonik Kebasen
Total View This Week0
Institusion
Universitas Jenderal Soedirman
Author
AINI, Lulu Nur
Subject
G77 Geology 
Datestamp
2021-11-11 07:43:38 
Abstract :
Keberadaan lava bantal merupakan penciri lava yang terbentuk di bawah permukaan air terutama pada tatanan tektonik mid oceanic ridge. Namun berbeda dengan tatanan tektonik lava bantal yang berlokasi di Kali Song, Desa Kalisalak. Sifat fisik dan morfologi lava bantal yang tersingkap pada singkapan berguna dalam menentukan sifat kimia dan kondisi lingkungan tempat lava bantal terbentuk. Bentuk morfologi dan morfometri mencerminkan viskositas menurut Walker (1992), viskositas mempengaruhi laju efusi lava bantal menurut Greg dan Fink (1995) dan dari morfologi, laju efusi, dan besar slope mencerminkan laju pendinginan menurut Fink dan Griffiths (1992). Penelitian ini bertujuan untuk memahami kondisi pembentukan lava bantal dan implikasinya terhadap tatanan tektonik daerah Kalisalak, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas. Pengukuran lava bantal memiliki total jumlah data 182 dimensi bantal, 5 stopsite pengamatan dan 5 sampel batuan untuk analisis geokimia unsur utama. Analisis morfometri dan morfologi mencerminkan bahwa stopsite LP 1 memiliki ukuran bantal paling besar sedangkan ukuran bantal paling kecil pada stopsite LP 5. Sifat fisik pada viskositas yang kental mencerminkan ukuran bantal yang besar menurut Walker (1992). Hal ini menginterpretasikan stopsite LP 1 memiliki viskositas 102.9 Pa.s sehingga laju efusinya antara 0,001 sampai 101.8 m3/s dan pada LP 5 memiliki viskositas 102.7 Pa.s sehingga laju efusinya antara 0,001 sampai 101.2 m3/s. Dimensi bantal menggambarkan kemiringan saat terbentuk (Walker, 1992) sehingga hasil dari persamaan Jeffreys pada LP 1 memiliki lereng yang landai 4o sedangkan LP 5 memiliki lereng yang lebih curam 24o. Laju pendinginan memiliki kondisi berlawanan dengan slope dan laju efusi (Greg dan Fink, 1995) sehingga pada LP 1 diperkirakan dengan kemiringan dan laju efusi rendah memiliki laju pendinginan yang tinggi begitupula sebaliknya pada LP 5. Kelarutan air/H2O (wt%) dalam lava basalt menginterpretasikan kedalaman (Moore, 1965), pada daerah penelitian memiliki kedalaman air yaitu 2 km. Analisis geokimia lava basalt (Peccerillo dan Taylor, 1976) dengan kedalaman zona benioff (Fadlin dan Godang, 2015, Hatherton dan Dickinson, 1969) menunjukkan ke-lima sampel batuan berasal dari tatanan tektonik berupa Continental Tholeiitic Basalt (Basalt Subalkaline) yang merupakan Active Continental Margin (ACM), diperkuat dengan kandungan TiO2 <1.25% mencirikan karakter batuan yang berasal dari aktivitas magmatisme pada zona subduksi (Wilson, 1989). 
Institution Info

Universitas Jenderal Soedirman