DETAIL DOCUMENT
Studi Transformasi Kelembagaan Petani di Kabupaten Cianjur (Studi Kasus Koperasi Maju Berkah Mandiri Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur)
Total View This Week0
Institusion
Universitas Jenderal Soedirman
Author
SUHERLAN, Suherlan
Subject
C839 Cooperative agriculture 
Datestamp
2021-11-19 03:31:43 
Abstract :
Kelembagaan petani seperti kelompok tani dan gabungan kelompok tani mempunyai fungsi penting sebagai kelas belajar, wahana kerjasama dan unit usaha bagi petani. Namun perkembangannya dari tahun ke tahun belum sesuai harapan. Pemerintah mendorong kelembagaan petani agar bertransformasi menjadi kelembagaan ekonomi petani (KEP) guna meningkatkan kapasitas kelembagaannya agar lebih maju dan berorientasi ekonomi. Salah satu KEP yang berbadan hukum adalah koperasi tani. Di Kabupaten Cianjur jumlah kelembagaan petani yang bertransformasi menjadi KEP terutama yang berbadan hukum masih sangat sedikit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses transformasi, faktor pendorong dan penghambat transformasi serta kepuasan petani terhadap transformasi kelembagaan petani menjadi KEP yang berbadan hukum koperasi di Kabupaten Cianjur. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif untuk menemukan, memahami, menganalisis dan menggambarkan interaksi sosial pada proses transformasi kelembagaan petani menjadi KEP melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara mengkategorisasi, menganalisis, menyajikan dan menyimpulkan data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, proses transformasi kelembagaan petani di Kabupaten Cianjur diawali dari jalinan usaha budidaya dan pemasaran cabai. Melalui kegiatan Pengembangan Kawasan Berbasis Korporasi Petani, Kementerian Pertanian dan stakeholder lainnya menginisiasi dan memfasilitasi transformasi kelembagaan petani menjadi KEP yang berbadan hukum. KEP tersebut berbentuk koperasi dengan nama Koperasi Maju Berkah Mandiri (KMBM). Tahapan kegiatan dimulai dari sosialisasi, koordinasi, diskusi dan pendampingan. Terdapat beberapa hal yang menjadi pendorong pelaksanaan transformasi kelembagaan petani menjadi KEP yang berbadan hukum koperasi di Kabupaten Cianjur yaitu keinginan petani untuk memperbesar jaringan usaha serta pemasaran, terbentuknya jalinan usaha secara informal sebelumnya, keinginan memperoleh kemudahan dalam mengakses permodalan, adanya inisiasi dari pihak lain yang terkait, dan adanya edukasi melalui sosialisasi dan diskusi. Adapun faktor penghambat pelaksanaan transformasi kelembagaan adalah kurangnya pengetahuan petani tentang koperasi, cerita kegagalan Koperasi Unit Desa (KUD) dimasa lalu, kesibukan sebagai petani dan pengurus poktan/gapoktan serta anggapan mengenai pendirian koperasi yang rumit. Secara umum petani anggota masih belum puas dengan kinerja dan pencapaian koperasi. Kata kunci : Transformasi kelembagaan, Petani, Koperasi. 
Institution Info

Universitas Jenderal Soedirman