DETAIL DOCUMENT
Geologi dan Analisis Kestabilan, Tipe Longsoran, dan Perkuatan Lereng Tambang Basalt Daerah Karangjengkol dan Sekitarnya, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah
Total View This Week0
Institusion
Universitas Jenderal Soedirman
Author
OKTAVIA, Nadya Ayu
Subject
D200 Disaster relief 
Datestamp
2021-12-24 02:40:37 
Abstract :
Pertambangan batuan banyak dilakukan untuk memperoleh bahan material bangunan. Pertambangan batuan banyak dilakukan pada batuan beku seperti pertambangan basalt pada daerah Cilacap. Namun seringkali penambangan yang dilakukan tidak memperhitungkan keamanan dan kestabilan lereng dalam aktivitas penambangan batuan. Sehingga dilakukan penelitian untuk mengetahui kestabilan lereng yang aman pada penambangan batuan daerah Karangjengkol kabupaten Cilacap. Penelitian kestabilan lereng pada daerah penelitian bertujuan untuk mengetahui unsur geologi yang mengontrol, kualitas massa batuan, potensi tipe longsor, rekomendasi sudut, dan hasil eksavasi. Analisis yang digunakan berdasarkan data yang diperoleh meliputi pengukuran yang dibagi menjadi 5 segmen lereng dan hasil uji laboratorium pada sampel batuan kemudian dianalisis menggunakan metode Rock Mass Rating (RMR) menurut Bienieawski (1984), analisis kinematika lereng menurut Hoek dan Brey (1981), analisis Slope Mass Rating (SMR), dan metode eksavasi Franklin, dkk (1971). Geologi pada daerah penelitian memiliki geomorfologi berupa Satuan Perbukitan Curam Struktural Sesar, Satuan Dataran Rendah Agak Miring Denudasional, dan Satuan Dataran Rendah Fluvial. Struktur geologi yang mengontrol daerah penelitian berupa sesar naik Sawangan diperkirakan dan sesar sinistral Keleng. Stratigrafi pada daerah penelitian terdiri dari satuan batupasir-batulempung yang mendominasi daerah penelitian, satuan batulempung-batupasir, Intrusi basalt dan aluvial. Hasil analisis menunjukan pada segmen I memiliki RMR dengan kondisi yang jelek dengan nilai 36, analisis kinematika tipe longsor yang terjadi toppling sebesar 0,03%, dan SMR dengan kondisi yang jelek dengan nilai 36. Pada segmen II memiliki RMR dengan kondisi yang sedang dengan nilai 47, analisis kinematika tipe longsor yang terjadi toppling sebesar 9,30%, dan SMR dengan kondisi yang jelek dengan nilai 43-47. Pada segmen III memiliki RMR dengan kondisi yang baik dengan nilai 65, analisis kinematika tipe longsor tidak dimungkinkan terjadinya longsoran walaupun terdapat bidang diskontinutas, karena batuan yang berada pada segmen tersebut masih segar dan SMR dengan kondisi yang baik dengan nilai 65. Pada segmen IV memiliki RMR dengan kondisi yang jelek dengan nilai 40, analisis kinematika tipe longsor yang terjadi toppling sebesar 7,03%, dan SMR dengan kondisi yang jelek dengan nilai 40. Pada segmen V memiliki RMR dengan kondisi yang sedang dengan nilai 42, analisis kinematika tipe longsor yang terjadi longsoran baji (wedge sliding) sebesar 0,30%, dan SMR dengan kondisi yang jelek dengan nilai 42. Rekomendasi metode ekskavasi dilakukan dengan 2 metode ekskavasi lereng yaitu dengan metode blast to loosen atau peledakan/pengupasan lereng, dan metode blast to fracture atau peledakan retakan. 
Institution Info

Universitas Jenderal Soedirman