DETAIL DOCUMENT
Pengaruh Variasi Kadar SLS (Sodium Lauryl Sulfate) dan Jenis Pewangi terhadap Karakteristik Sabun Cair Antibakteri Minyak Biji Nyamplung (Calophyllum Inophyllum L)
Total View This Week0
Institusion
Universitas Jenderal Soedirman
Author
ALFIANI, Ilma
Subject
A311 Analytical chemistry 
Datestamp
2021-04-14 06:34:37 
Abstract :
Minyak biji nyamplung merupakan bahan alam yang berpotensi digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan sabun karena tidak bersaing dengan kebutuhan lain. Penelitian sebelumnya telah melakukan formulasi sabun dari minyak biji nyamplung dengan penambahan ekstrak temu giring sebagai zat antibakteri, namun stabilitas busa dan aroma yang dihasilkan memiliki tingkat kesukaan yang rendah. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi sabun mandi cair antibakteri dengan stabilitas busa dan aroma yang disukai oleh konsumen. Selain itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi kadar SLS dan jenis pewangi terhadap karakteristik sabun cair antibakteri. Dalam penelitian ini variasi kadar SLS yang digunakan yaitu 0,5; 0,75; 1; 1,25; 1,5; 1,75; 2; 2,25% dan jenis pewangi berupa lavender, melati, mawar dan tulip. Sabun hasil formulasi dikarakterisasi dan dilakukan uji hedonik. Hasil uji hedonik yang paling disukai kemudian digunakan untuk uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri S. aureus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sabun SFS8P4 dengan kadar SLS 2,25% dan pewangi tulip paling disukai oleh panelis. Karakteristik sabun SFS8P4 menunjukkan jumlah asam lemak total 21,48%, asam lemak bebas 1,15%, lemak netral 7,57%, bobot jenis 1,02 g/mL, nilai pH 9,6, dan nilai stabilitas busa sebesar 78%. Hasil uji aktivitas antibakteri diperoleh diameter zona hambat sebesar 15,6 mm yang berarti sabun memiliki aktivitas antibakteri yang kuat. 
Institution Info

Universitas Jenderal Soedirman