DETAIL DOCUMENT
ANALISIS PENGGUNAAN KAPUR TOHOR DAN CANGKANG TELUR UNTUK MENINGKATKAN pH AIR ASAM TAMBANG
Total View This Week0
Institusion
Universitas Sriwijaya
Author
RISKI MAWAN DIKA (STUDENT ID : 03021181419016)
Eddy Ibrahim (LECTURER ID : 0022116203)
Maulana Yusuf (LECTURER ID : 00250959003)
Subject
TN263-271 Mineral deposits. Metallic ore deposits. Prospecting 
Datestamp
2019-10-03 07:22:21 
Abstract :
Air asam tambang (AAT) adalah air yang bersifat asam (tingkat keasaman yang tinggi dan sering ditandai dengan nilai pH yang rendah di bawah 5) sebagai hasil dari oksidasi mineral sulfida yang terpajan atau terdedah (exposed) di udara dengan kehadiran air. Terdapat dua macam proses pengolahan air asam tambang, yaitu proses aktif dan proses pasif. Berdasarkan penelitian, air asam tambang yang terletak di pit1 bangko barat baru memiliki pH sekitar 2,8. Sehingga harus dilakukan upaya peningkatan pH agar sesuai baku mutu lingkungan. Eksperimen yang digunakan untuk menetralkan air asam tersebut adalah dengan menggunakan proses aktif dengan sampel kapur tohor dan cangkang telur (sebelum dan sesudah kalsinasi). Sampel tersebut digunakan karena memiliki kandungan CaCO3 yang tinggi. Percobaan pencarian dosis pada masing masing sampel dengan sistem trial in error dengan mengacu pada penelitian (Nurisman et al., 2012) sehingga didapatkan dosis optimal pada eksperimen. Dosis optimal penetralan menggunakan kapur tohor adalah 0,2 gr/L yang dapat meningkatkan pH awal 2,8 menjadi pH 8,7, untuk cangkang telur sesudah kalsinasi, dosis optimal adalah 0,4 gr/L meningkatkan pH menjadi 8,4 dan cangkang telur sebelum kalsinasi, dosis optimal adalah 6,4 gr/L yang dapat meningkatkan pH menjadi 7,6. Dari hasil penelitian dengan skala laboratorium, perbedaan dosis dari masing masing sampel disebabkan oleh komposisi yang berbeda beda untuk volume yang sama. Mineral karbonat yang umum nya ditemukan berasosiasi dengan batu kapur adalah kalsit (CaCO3) (Sucipto et al., 2007). Dari hasil penelitian, komposisi utama dari cangkang telur adalah kalsium karbonat (CaCO3) sebesar (94 %) dari total bobot keseluruhan cangkang telur, kalsium fosfat (Ca3(PO4)2) sebesar (1%), magnesium karbonat (MgCO3) sebesar (1%) dan bahan bahan organik (4%) (Rivera, 1999). cangkang telur memiliki senyawa lain seperti MgO atau magnesium oksida yang dimana senyawa tersebut apabila beraksi dengan air akan menghasilkan Mg(OH)2 atau magnesium hidroksida. Sifat dari magnesium hidroksida tersebut tidak mudah larut dalam air. Sehingga, untuk melarutkan magnesium hidroksida didalam air membutuhkan temperatur yang tinggi (Surya., 2008). Oleh karena itu di dalam proses peningkatan pH dosis cangkang telur membutuhkan lebih banyak dari kapur tohor untuk volume air asam tambang yang sama. Cangkang telur memiliki kemampuan untuk mengikat ion Fe (Asip et al., 2008). Sehingga secara aplikatif fungsi cangkang telur disamping meningkatkan pH juga dapat mengikat unsur logam yang ada di air asam tambang. 
Institution Info

Universitas Sriwijaya