Abstract :
Latar belakang: Penyakit periodontal merupakan salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling sering ditemukan di Indonesia. Salah satu mikroorganisme yang berperan dalam penyakit periodontal adalah bakteri Porphyromonas gingivalis (P. gingivalis). Ikan patin (Pangasius sp) sebagai ikan budidaya terbanyak di Sumatera Selatan dilaporkan memiliki kandungan asam lemak dan asam amino yang berpotensi sebagai antibakteri. Tujuan: Untuk mengetahui daya antibakteri ekstrak daging ikan patin (Pangasius sp) terhadap bakteri P. gingivalis. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris secara in vitro dengan post-test only control group design pada 8 kelompok yang terdiri dari ekstrak daging ikan patin yang diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan etanol 96% dengan konsentrasi 5%, 10%, 20%, 30%, 50%, kontrol positif (metronidazol), dan kontrol negatif (akuades). Uji Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) menggunakan metode dilusi, serta uji zona hambat menggunakan metode difusi cakram dengan satuan milimeter (mm). Hasil zona hambat dianalisis menggunakan uji one way ANOVA dan Post Hoc Tukey. Hasil: KHM ditetapkan pada konsentrasi 50% dan KBM pada konsentrasi 80%. Zona hambat mulai terlihat pada konsentrasi 20% dan zona hambat yang paling besar ditunjukkan pada konsentrasi 80% namun masih lebih kecil dibandingkan metronidazol, dengan hasil analisis one way ANOVA dan Post Hoc Tukey menunjukkan perbedaan signifikan dengan nilai p<0,05. Kesimpulan: Ekstrak daging ikan patin (Pangasius sp) memiliki daya antibakteri terhadap bakteri P. gingivalis.