Institusion
Universitas Sriwijaya
Author
RIDHO, MUHAMMAD
Idris, Yakni
Rosidawani, Rosidawani
Subject
TG1-470 Bridge engineering
Datestamp
2023-04-18 03:51:59
Abstract :
Efisiensi sistem jaringan jalan dan jembatan akan berpengaruh terhadap kondisi sosial
ekonomi penggunanya, hal ini dipengaruhi oleh pelbagai perjalanan atau mobilitas yang
dilakukannya, baik ke tempat kerja, berbelanja, ke sekolah maupun ke tempat-tempat
sosial. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan mobilitas pergerakan penduduk
hanya dapat dilakukan dengan kebijakan dan rencana-rencana pembangunan sistem
jaringan jalan dan jembatan yang matang.
Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui
rintangan yang lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lainjalan air atau sungai,
daerah lembah atau di atas jalan lalu lintas biasa. Secara umum jembatan dibagi atas dua
bagian utama, yaitu bangunan atas dan bangunan bawah. Bangunan bawah merupakan
konstruksi bangunan yang terletak bagian bawah jembatan yang fungsinya memikul
beban-beban dari bangunan atas dan kemudian menyalurkannya ke pondasi lalu
diteruskan ke tanah dasar. Bangunan atas jembatan merupakan bagian jembatan yang
secara langsung menerima beban bergerak (kendaraan) di atasnya.
Identik dengan hal di atas, jembatan merupakan suatu susunan elemen - elemen yang
memiliki massa tersendiri. Metode elemen hingga merupakan metode sangat berguna
untuk menjelaskan solusi numerik dari berbagai masalah perencana, dalam hal ini
jembatan. Dengan didukung teknologi komputer, masalah kompleks dapat dimodelkan
dalam bentuk analisis yang sederhana.Pada tugas akhir ini, akan digunakan program
LUSAS (London University Structure Analysis Software). Bentuk dari struktur tersebut
dalam kaitannya dengan fitur ? fitur dibuat sedemikian rupa sehingga siap untuk
dianalisis
Pembebanan yang digunakan menggunakan berat sendiri dari plat lantai jembatan
tersebut dan dianalisis oleh program LUSAS. Kedua model yang dianalisis dengan
program tersebut adalah model beam and shell dan 3D solid. Dari hasil analisis, metode
3D solid akan memberikan hasil yang akurat. Untuk nilai momen maksimum, 3D solid
model lebih memberikan hasil yang lebih besar, yaitu 1902.136 pada bentang 25
meter JD solid model menyediakan hasil yang lebih besar untuk reaksi perletakan yaitu
288.1 kN sehingga 3D solid model tidak cocok digunakan dalam menentukan hasil
analisis untuk desain. Hal ini dikarenakan akan menaikkan biaya konstruksi.