Institusion
Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri
Author
Dyah Linda Agustia (STUDENT ID : 1120180078)
Romadhiyana Kisno Saputri (LECTURER ID : 0325048902)
Abdul Basith (LECTURER ID : 0715048502)
Subject
610 Ilmu kedokteran, ilmu pengobatan dan ilmu kesehatan
Datestamp
2022-09-27 09:05:51
Abstract :
Kayu Secang(Caesalpinia Sappan) terkenal sebagai sumber antioksidan alami karena kandungan metabolit sekunder seperti flavonoid, tanin dan saponin. Di beberapa hutan Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro kayu secang tumbuh liar dan banyak, jika dihitung dapat mencapai 4 kilogram/bulan, namun belum banyak dimanfaatkan sebagai obat penduduk sekitar. Metabolit sekunder pada tanaman diperoleh melalui proses ekstraksi dan fraksinasi dengan pelarut tertentu. Perbedaan pelarut dapat mempengaruhi kandunganmetabolit sekunder. Metabolit sekunder pada tanamandiuji melalui skrining fitokimia dan ditegaskan dengan uji kromatografi lapis tipis(KLT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil KLT metabolit sekunder pada ekstrak kayu secang (Caesalpinia Sappan) dengan menggunakan pelarut etanol, etil asetat dan n- heksan.Sampel diekstraksi secara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%, kemudian difraksinasi mengunakan pelarut etil asetat dan n-heksan. Selanjutnya dilakukan uji skrining fitokimia terhadap alkaloid, flavonoid, tanin dan triterpenoid dan dilanjutkan uji kromatografi lapis tipis(KLT) meliputi uji pengukuran nilai rf, warna dan jumlah totolan pada plat KLT. Hasil uji skrining fitokimia pada ekstrak etanol dan fraksi etil asetat kayu secang menunjukan hasil positif senyawa alkaloid,flavonoid, tanin dan triterpenoid sedangkan untuk fraksi n-heksan kayu secang positif mengandung senyawa alkaloid. Hasil kromatografi lapis tipis (KLT) sesuai dengan hasil skrining dimana ekstrak etanol dan fraksi etil asetat menggandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, dan triterpenoid, sedangkan untuk fraksi nheksan hanya mengandung alkaloid.Perbedaan pelarutda ekstrasi dan maserasi kayu secang (Caesalpinia Sappan). Memberi pengaruh yang segnifikan terhadap metabolit sekunder yang dapat ditarik, menunjukan bahwa pelarut terbaik adalah etanol 96% dan etil asetat.