Abstract :
Salah satu gangguan kesehatan yang diderita para remaja adalah
premenstrual syndrome atau bisa disebut dengan gejala ? gejala yang dirasakan
sebelum datangnya siklus menstruasi. Aktivitas fisik yang kurang akan memicu
kadar endorfin didalam tubuh berkurang dan beresiko mengalami premenstrual
syndrome. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik
dengan kejadian premenstrual syndrome
Rancangan penilitian yaitu analitik dengan pendekatan Cross sectional.
Populasi siswi dari kelas X sampai dengan kelas XII pada jurusan desain
komunikasi visual di SMK Plus Nahdlatul Ulama Sidoarjo dengan besar sampel 33
responden diambil secara simple random sampling. Variabel independentnya
aktivitas fisik dan variabel dependennya premenstrual syndrome. Instrumen
pengumpulan data menggunakan kuesioner, dianalisis dengan uji Chi ? square pada
tingkat kemaknaan ? = 0,05
Hasil penelitian didapatkan dari 33 responden, setengahnya (51,5%)
mengalami aktivitas fisik yang cukup dan sebagian besar (66,7%) mengalami gejala
premenstrual syndrome ringan. Hasil uji ? = 0,019 (? < 0,05) yang berarti ada
hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian premenstrual syndrome pada
remaja putri di SMK Plus Nahdlatul Ulama Sidoarjo
Dapat disimpulkan kurangnya aktivitas fisik beresiko mengalami
premenstrual syndrome. Diharapkan remaja putri menambah wawasannya tentang
premenstrual syndrome, sehingga dapat mencegah terjadinya premenstrual
syndrome dengan melakukan perilaku hidup sehat seperti aktivitas fisik olahraga
secara teratur, pola makan yang seimbang dan menggunakan koping adaptif guna
mencegah stress