Abstract :
Kegiatan resiko tinggi pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) yang
dilakukan terkadang membuat petugas yang tidak terbiasa dengan keadaan
lapangan dapat menimbulkan kecemasan, baik kecemasan ringan, rendah, berat
atau bahkan sampai menimbulkan kepanikan. Upaya yang dapat dilakukan adalah
mengetahui sampai sejauh mana tingkat kecemasan yang dapat mengganggu
anggota KSR PMI Unit UNUSA dalam memberikan tindakan pertolongan pertama,
sehingga dalam membantu korban kecelakaan bisa memberikan pelayanan terbaik.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Tingkat Kecemasan dengan
Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) pada Anggota KSR PMI
Unit Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik observasional. Populasi
anggota KSR PMI UNUSA sebesar 38 orang dengan besar sampel 35 responden
yang diambil dengan teknik simple random sampling. Variable independent tingkat
kecemasan dan variable dependent tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan
(p3k). Instrumen adalah kuesioner HARS untuk mengukur tingkat kecemasan dan
Pre-Hospital Assesment untuk mengukur tindakan pertolongan pertama pada
kecelakaan, data dianalisis menggunakan uji statistik Rank Spearman ? = 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan hampir setengahnya (39.5%) mengalami
panik dan sebagian besar (60.5%) dengan P3K yang kurang. Hasil uji statistik
dengan menggunakan rank spearman ? = 0,05, didapatkan hasil ? = -0,76 dengan
keeratan hubungan -1, sehingga ? < a Ho ditolak yang berarti ada hubungan negatif
tingkat kecemasan dengan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
anggota KSR PMI Unit UNUSA.
Semakin panik seorang petugas maka semakin kurang dalam memberikan
tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan. Saran bagi peneliti untuk petugas
P3K adalah pengembangan kemampuan dan pengalaman dalam melakukan
penanganan kegawatdaruratan supaya memperkuat penguasaan diri ketika
dilapangan dan tidak cemas.