Abstract :
Obat nyamuk merupakan suatu bahan kimia yang digunakan untuk
mengusir nyamuk, obat nyamuk yang beredar banyak mengandung bahan
d-alletrin, transflutrin, iletrin, pralethrin, d-phenothrin, cypenothrin atau
esbiothrin, bahan tersebut merupakan turunan dari pyrethoid. Paparan obat
nyamuk apabila terhirup terus menerus akan berbahaya bagi kesehatan
tubuh manusia. Penelitian ini menggunakan obat nyamuk bakar, obat
nyamuk elektrik, dan obat nyamuk elektrik batang untuk mengetahui
adanya gambaran histopatologi pankreas tikus putih. Tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk mengetahui adanya pengaruh paparan obat
nyamuk pada histopatologi organ pankreas. Metode yang digunakan yaitu
eksperimental dengan memaparkan obat nyamuk (bakar, cair, batang) yang
memiliki kandungan dimefluthrin selama 20 hari pada hewan coba.
Pewarnaan yang digunakan untuk preparat menggunakan HE
(Hematoxilin-Eosin). Tiap kelompok perlakuan memiliki konsentrasi yang
berbeda, pada kelompok obat nyamuk bakar (S1) sebesar 0,031%,
kelompok obat nyamuk cair (S2) sebesar 0,014%, dan kelompok obat
nyamuk batang sebesar 0,566%. Pada masing-masing perlakuan
didapatkan kerusakan nekrosis dan degenerasi. Hasil analisa uji kruskal
wallis didapatkan hasil nekrosis 0,060 dan degenrasi 0,111 yaitu diatas
signifikan p-value>0,05. Kesimpulan penelitian ini yaitu tidak ada
pengaruh paparan obat nyamuk pada histopatologi pankreas.