Institusion
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Author
PUSPITA SARI, ELVIANA ADHAINI
Subject
RC Internal medicine
Datestamp
2024-01-15 04:50:29
Abstract :
Malondialdehid (MDA) merupakan hasil akhir peroksidasi lipid yang biasa
digunakan sebagai penanda stress oksidatif. Madu fermentasi mengandung
senyawa antioksidan flavonoid, saponin, vitamin B3 dan vitamin C. Tujuan
penelitian ini untuk menganalisis kemampuan efek pemberian madu fermentasi
dalam menurunkan kadar MDA tikus putih yang diinduksi diet tinggi lemak.
Pembuatan madu fermentasi terbuat dari bahan madu dan bawang putih tunggal
(Allium sativum L.). Tikus dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan sebagai berikut
kelompok K (-), K (+), madu fermentasi 0,2 gr/kgBB pada kelompok uji 1 (P1),
madu fermentasi 0.5 gr/kgBB pada kelompok uji 2 (P2), madu fermentasi 1
gr/kgBB pada kelompok uji 3 (P3) dan kelompok STD simvastatin. Tikus diinduksi
dengan propylthiouracil 1,25 ml/hari selama 14 hari, setelah itu diberi madu
fermentasi 0,5 ml/hari selama 14 hari. Tikus dilakukan pembedahan pada hari ke31
dan diambil darah jantung tikus. Pengukuran kadar kolesterol menggunakan
Easy Touch dan fotometer, sedangkan Kadar MDA dianalisis menggunakan metode
TBARS (Thiobarbituric Acid Reactive Substance) yang diukur dengan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 532 nm. Analisis statistik kadar
MDA menggunakan uji Kruskal-Wallis untuk melihat perbedaan kadar MDA dari
setiap kelompok. Kadar MDA K (-) (0,744 µM), K (+) (1,008 µM), P1 (0,759 µM),
P2 (0,745 µM) P3 (0,499 µM), STD (0,847 µM). Hasil rata-rata kadar MDA uji
Kruskal wallis p= 0,646 (p > 0,05) menunjukan hasil yang tidak signifikan.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kadar MDA
tikus antar kelompok namun tidak terdapat pengaruh pemberian madu fermentasi
terhadap penurunan kadar MDA plasma secara signifikan pada kelompok perlakuan