Institusion
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Author
PRAYOGA, MIRSHALL ABIEDAMA
Subject
RC Internal medicine
Datestamp
2024-01-15 06:46:40
Abstract :
Bawang dayak merupakan salah satu tanaman yang biasanya digunakan
sebagai obat tradisional di daerah Kalimantan. Bawang dayak diketahui
mengandungan bebebrapa senayawa fitokimia seperti alkaloid, tanin, flavonoid
dan glikosida yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Staphylococcus aureus
merupakan bakteri yang biasanya ditemukan sebagai kuman flora normal dan
dapat menyebabkan keracunan makanan karena adanya kandungan enteroksin
yang dihasilkan oleh bakteri tersebut. Penelitian ini dilakukan secara in-vitro
dengan teknik kertas cakram (Kirby-Bauer) dengan memperhatikan uji stabilitas
fisik terhadap suhu yang dapat mempengaruhi daya hambat Staphylococcus
aureus akibat efek ekstrak etanol umbi bawang dayak konsentrasi 40% yang telah
dilakukan uji stabilitas suhu. Kontrol positif adalah Clindamycin dan Kontrol
negatif adalah DMSO. Hasil penelitian uji stabilitas suhu pada ekstrak etanol 40%
terhadap Staphylococcus aureus menunjukkan bahwa pada suhu 4
C didapatkan
diameter zona hambat dengan rata-rata 25,33 mm, pada suhu 20
o
C didapatkan
diameter zona hambat dengan rata-rata 32,5 mm dan pada suhu 40
0
C didapatkan
diameter zona hambat dengan rata-rata 29,83 mm. Sehingga yang paling
signifikan dalam menghambat Staphylococcus aureus adalah pada suhu 20
o
C.
Hasil uji Kruskal Wallis didapatkan nilai signifikansi 0,00 yang berarti suhu
berpengaruh terhadap stabilitas ekstrak etanol bawang dayak dalam menghambat
pertumbuhan Staphylococcus aureus.