Abstract :
Staphylococcus aureus merupakan bakteri flora normal pada manusia, akan
tetapi jika jumlahnya terlalu banyak maka akan menyebabkan patogen. Metode
kultur terdiri dari 3 tahap yakni isolasi bakteri dengan media Blood Agar Plate
(BAP); pewarnaan Gram; uji biokimia dengan media Mannitol Salt Agar (MSA),
uji glukosa, uji Voges Proskauer (VP), uji katalase dan uji koagulase. Metode
Polymerase Chain Reaction (PCR) terdiri dari isolasi DNA, uji kualitatif dengan
elektroforesis gel agarose, uji semi kuantitatif dengan software image J, amplifikasi
dengan Real-Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) dengan primer gen norA.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian dari metode kultur
dan metode PCR dalam mendeteksi Staphylococcus aureus. Jenis penelitian ini
adalah observasional analitik dengan metode cross-sectional. Sampel yang
digunakan sebanyak 19 sampel dari mahasiswa berjenis kelamin perempuan yang
bersedia menjadi responden, dan setelah melakukan aktivitas + 8 jam. Dari hasil
analisa menggunakan uji Mann-Whitney diperoleh nilai p = 0,334 (p>0,05) yang
menunjukkan bahwa terdapat kesesuaian antara metode kultur dan metode PCR
dalam mendeteksi Staphylococcus aureus.