Abstract :
Pemakaian obat nyamuk berbahaya bagi kesehatan manusia karena adanya
kandungan bahan kimia yang toksik. Zat aktif yang terkandung dalam obat nyamuk
bakar maupun cair jika digunakan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan
kelainan pada organ tubuh manusia Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
paparan zat aktif dimefluthrin dalam obat nyamuk terhadap gambaran histopatologi
limpa tikus putih. Sampel penelitian ini sebanyak 24 ekor rattus novergicus jantan,
metode yang digunakan ekperimental dengan membagi 4 kelompok yaitu : kontrol
negatif (KS), obat nyamuk bakar (PA) kandungan dimefluthrin 0,014%, obat
nyamuk elektrik cair (PB) kandungan dimefluthrin 0,031% dan obat nyamuk
elektrik batang (PC) kandungan dimefluthrin 0,566% selama 8 jam per hari dalam
waktu 20 hari. Pewarnaan yang digunakan untuk preparat yaitu menggunakan
pewarnaan Hematoxylin Eosin. Berdasarkan hasil penelitian masing-masing
kelompok perlakuan mengalami kerusakan nekrosis dan kongesti. Hasil analisa uji
kruskal wallis didapatkan hasil nekrosis 0,001 dan kongesti 0,023 dengan
signifikansi p-value<0,05. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh
paparan jenis obat nyamuk pada histopatologi limpa tikus putih berupa kerusakan
nekrosis dan kongesti, kelompok paparan obat nyamuk bakar (PA) mengalami
kerusakan nekrosis dengan nilai 21% dan kongesti 38%, kelompok paparan obat
nyamuk elektrik cair (PB) mengalami kerusakan nekrosis dengan nilai 58% dan
kongesti 30%, dan kelompok paparan obat nyamuk elektrik batang (PC) mengalami
kerusakan nekrosis dengan nilai 75% dan kongesti dengan nilai 50%.