Abstract :
Madu merupakan cairan manis yang dibuat oleh lebah dengan menggunakan
nektar bunga. Madu murni memiliki kandungan kadar air yang rendah dan kadar
gula yang tinggi, ketika kadar air pada madu tinggi akan menjadikan madu mudah
untuk berfermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan aktivitas
antioksidan dan toksisitas pada madu sebelum fermentasi dan sesudah fermentasi.
Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah madu hutan murni dan madu
hutan fermentasi dengan masing-masing sampel dilakukan uji aktivitas antioksidan
madu yang diukur dengan metode 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH) dan uji
toksisitas dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa madu murni mendapatkan Inhibition Concentration (IC50)
sebesar 66,73 ppm dan Lethal Concentration (LC50) sebesar 39,75 ppm. Pada
sampel madu fermentasi didapatkan hasil IC50 sebesar 49,34 ppm dan nilai Lethal
Concentration (LC50) sebesar 3,09 ppm. Kesimpulan dari penelitian ini terdapat
perbedaan pada aktivitas antioksidan dan toksisitas dari masing-masing sampel
madu murni dan madu fermentasi dimana madu fermentasi memiliki potensi
antioksidan dan nilai toksisitas yang lebih baik dibandingkan madu murni. Hal ini
ditandai dengan kategori nilai Inhibition Concentration (IC50) dan nilai Lethal
Concentration (LC50) yang berbeda pada kedua sampel yaitu madu fermentasi
memiliki tingkat antioksidan yang sangat kuat dan toksisitas yang sangat toksik
sedangkan madu murni memiliki tingkat antioksidan yang kuat dan toksisitas yang
toksik.