Abstract :
Staphylococcus aureus adalah salah satu flora normal yang terdapat dalam
tubuh manusia, khususnya ditemukan dalam hidung dan dapat ditemukan juga
pada kulit. S. aureus merupakan bakteri coccus, Gram positif, non motil,
hemolitik ?, tidak membentuk endospora, dan bersifat anaerob fakultatif. Uji
biokimia menunjukkan bahwa S. aureus positif koagulase dan DNAse, serta
memfermentasi manitol secara aerob untuk menghasilkan asam, serta
menghasilkan toksin alfa yang menyebabkan hemolisis ? pada media agar darah
(BAP) yang ditandai dengan terbentuknya zona jernih. S. aureus dapat dideteksi
menggunakan metode konvensional (kultur) atau PCR. Tujuan penelitian ini yaitu
mendeteksi gen norA S. aureus pada kulit menggunakan metode PCR. Jenis
penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.
Sampel yang digunakan pada penelitian ini merupakan swab kulit 19 orang
petugas kebersihan di instansi ?X?. Metode kultur dilakukan dengan tahap isolasi
dan analisis morfologi bakteri, pewarnaan Gram, pemurnian bakteri, dan uji
biokimia sedangkan metode PCR mulai dari tahapan isolasi DNA, uji kualitatif
dan kuantitatif DNA, amplifikasi DNA dengan PCR menggunakan primer spesifik
gen norA dan visualisasi hasil PCR. Hasil deteksi menggunakan metode kultur
didapatkan 4 sampel positif S. aureus (26.3%) sedangkan pada metode PCR
menggunakan gen norA didapatkan 4 sampel positif S. aureus (15.8%). Hasil
statistika uji Mann-Whitney diperoleh nilai p-value 0.380 (>0.05) sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak adanya kesesuaian metode kultur dan metode PCR
dalam mendeteksi gen norA S. aureus pada kulit.