Abstract :
Penelitian yang dilakukan Aulia pada tahun 2019 mengamati bahwa dalam
sampel penelitian mereka sebanyak 2,2% remaja menunjukkan risiko adiksi yang
tinggi dan 9,3% risiko sedang, sedangkan di antara orang dewasa, hanya sebanyak
1% yang menunjukkan peningkatan risiko adiksi dan 6,7% risiko sedang. Dalam
analisis literatur menyatakan bahwa mekanisme regulasi diri memiliki peran
penting dalam gangguan adiksi smartphone. Beberapa studi menyatakan bahwa ada
pengaruh positif tingkat sedang terhadap efikasi diri dengan adiksi smartphone.
Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran adiksi
smartphone berdasarakan komponen penggunaan smartphone, regulasi diri, efikasi
diri pada remaja usia 15-18 tahun di Kota Surabaya.
Pengumpulan data dilakukan di Surabaya dengan sampel 154 remaja.
Pengumpulan data menggunakan purposive sampling dengan Teknik snowball.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan
crossectional.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adiksi pada remaja usia 15-18
tahun yang meliputi komponen penggunaan smartphone, regulasi diri, dan efikasi
diri didapatkan hasil bahwa, hasil penggunaan smartphone pada remaja usia 15-18
tahun di Surabaya dalam sehari 5-6 jam menggunakan smartphone dan 10-20 menit
mereka mengecek smartphone dalam sehari. Hasil persentase tertinggi pada adiksi
smartphone yang didapatkan dari rata-rata jawaban responden pada indikator
regulasi diri adalah sebanyak 53,9% remaja tidak mengalami adiksi, dikarenakan
sebanyak 53,9% remaja mempunyai regulasi diri yang baik. Dan hasil persentase
tertinggi pada adiksi smartphone yang didapatkan dari rata-rata jawaban responden
pada indikator efikasi diri adalah sebanyak 55,3% remaja tidak mengalami adiksi,
dikarenakan sebanyak 55,3% remaja mempunyai efikasi diri yang baik.