Abstract :
Glutathione merupakan antioksidan yang diproduksi secara alami oleh
tubuh, berbentuk molekul reduksi tiol. Madu Fermentasi memiliki kandungan
senyawa antioksidan flavonoid, saponin, vitamin B3 dan Vitamin C. tujuan dari
penelitian ini untuk menganalisis kemampuan pengaruh pemberian madu
fermentasi dalam meningkatkan kadar GSH tikus putih (Rattus norvegiccus) yang
diinduksi diet tinggi lemak. Komposisi madu fermentasi sendiri terbuat dari madu
hutan dengan tambahan bawang putih tunggal (allium sativum). Tikus terbagi
menjadi 6 kelompok, sebagai berikut: kelompok kontrol negatif (K0), kelompok
kontrol positif (K1), kelompok perlakuan dosis 1 (D1) tambahan madu fermentasi
0,2 gr/kgBB/hari, dosis 2 (D2) tambahan madu fermentasi0,5 gr/kgBB/hari, dosis
3 (D3) tambahan madu fermentasi 1 gr/kgBB/hari dan kelompok Std diberikan
simvastati dengan dosis 0,18 mg. tikus diinduksi Propylthiouracil (PTU) 1,25
ml/hari selama 14 hari, Dilakukan pengukuran kadar kolesterol menggunakan
Point Of Care Testing (POCT). Dilanjutkan dengan pemberian madu fermentasi
0,5 ml/hari selama 14 hari dan simvastatin 1ml/hari. Dilakukan kembali
pengukuran kadar kolesterol menggunakan fotometer enzymatic dan pengukuran
GSH menggunakan spektrofotomer UV-Vis pada ? 412. Analisis statistik kadar
GSH menggunakan Kruskal wallis untuk melihat perbedaan kadar pada setiap
kelompok. Kadar GSH kontrol negatif (K0) 44,47 ± 15,38 µM/ml, kontrol positif
(K1) didapatkan nilai 36,43 ± 25,53 µM/ml, kelompok perlakuan dosis 1 (D1)
yaitu 41,63 ± 15,01 µM/ml, kelompok dosis 2 (D2) yaitu 44,84 ± 15,73 µM/ml,
kelompok dosis 3 (D3) yaitu 52,89 ± 22,84 µM/ml, dan kelompok Std didapatkan
nilai 45,43 ± 12,63 µM/ml. Hasil rata-rata kadar GSH uji Kruskal wallis p=0,985
(p > 0,05) menunjukkan hasil tidak signifikan. Dari hasil penelitian didapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kadar GSH tikus pada antar kelompok
namun tidak terdapat perngaruh pemberian madu fermentasi terhadap peningkatan
kadar GSH secaca signifikan.